GOWA, SEKILASINDO.COM – Proyek peningkatan jalan beton ruas jalan Passallangang Karebasse yang menghabiskan anggaran sebesar Rp.10.747.081000 dengan pelaksananya PT Putra Meteketen Sejati dan kegiatan tahun 2018 ini, dilakukan selama 175 hari.
Pasalnya belum 1 bulan digunakan untuk akses pengendara roda dua dan empat, jalan beton itu sudah retak-retak, hasil cor beton itu mutunya diduga tidak berkualitas.
Menurut Haeruddin, Wakil DIKPUS LPP SEGEL RI, pekerjaan jalan beton di Dusun Karebasse, Desa Bategulung, Kecamatan Bontonompo, ini dinilai tidak sesuai dengan besteknya.
“Hasil jalan beton yang retak- retak itu diduga tidak sesuai dengan RAB, sehingga kondisi fisiknya di bawah sudah banyak yang rusak dan pecah- pecah,” ungkapnya, Senin (14/1/2019).
Pengawas Lapangan, PT Putra Mateketen Sejati, Noldi, yang dikonfirmasi mengatakan bahwa warga Karebasse itu rewel sekali, karena selama proyek jalan beton itu dikerja, mereka tidak ada yang mendukung kegiatan kami.
“Karena selama proses pengecoran beton, masyarakat Karebasse, bukannya mendukung kami, tetapi justru mencuri coran kami dan ditaruh di depan halaman rumahnya masing- masing,” ucap Noldi, melalui via celular yang dihubungi oleh Sekilas Indonesia.
Katanya, dia sudah koordinasi dengan pihak dinas PU, Bhabinkamtibmas dan Babinsanya tetapi tidak ada tindak lanjutnya.
“Bhabinkabtimas dan Babinsa memang datang di lokasi, tetapi hanya ambil gambar saja untuk dokumentasi,” sesalnya.
“Dan mantan Kepala Desa Bategulung, juga sengaja lewat di atas cor beton itu, yang masih dalam kondisi basah, belum bisa dilewati. Karena malam dicor, paginya dia sengaja lewat di atas cor itu, sehingga jalan itu rusak dan retak,” keluhnya pada saat dia mengawas di bulan Desember.
Bahkan katanya mantan Kepala Desa Bategulung itu, sudah ditegur oleh dia, tetapi justru dia marah balik dan memukul kap mobilnya.
“Bagaimana masyarakatnya tidak seperti itu, karena Kepala Desanya saja seperti itu,” paparnya.
Saat disinggung, masa pemeliharaannya jalan beton sepanjang 3 kilo dan baru- baru juga diselesaikan bulan Desember 2018, Noldi, pengawas ini, tidak tahu kapan akan dikerja masa pemeliharaannya.
“Saya juga belum tahu, kapan akan dikerja masa perawatannya. Nanti saya pertanyakan dulu, sama pelaksananya,” kuncinya. (Shanty)