DaerahHot News

GAM Menyoroti Tindakan Represif Aparat di Wadas

×

GAM Menyoroti Tindakan Represif Aparat di Wadas

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR – Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM), mentaglinekan “COPOT KAPOLRI” untuk menghentikan tindakan represif aparat di Wadas. Mereka melakukan aksi unjuk rasa di pertigaan Jl. A.P Pettarani- Hertasning. Kamis, (17/02/2022)

Mereka berorasi secara bergantian dengan membawa beberapa spanduk dan petaka aksi yang menuntut terkait rentetan represifitas aparat terhadap warga sipil

Click Here

Menurutnya, belakangan ini indeks demokrasi negara Indonesia menurun. Terbukti dengan kian banyaknya kasus pembungkaman terhadap orang-orang yang melakukan kritikan terhadap pemerintah.

Upe selaku jenderal lapangan aksi dalam orasinya mengatakan bahwa, aparat kepolisian kini sudah tidak berprikemanusiaan itu tentunya sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dimulai dari pembungkaman demokrasi tindakan represif aparat dalam pengamanan aksi unjuk rasa dan pekan kemarin kita dipertontongkan dengan kebrutalan aparat terhadap warga di desa Wadas. Tak hanya itu kemarin kita diperlihatkan warga sipil yang melakukan protes terhadap kebijakan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat hingga berujung penembakan yang menewaskan massa aksi di sulawesi tengah tentu kejadian yang terjadi akhir akhir ini tentunya sebuah pelanggaran hak asasi manusia dan oknum aparat yang melakukan penembakan telah melanggar peraturan Kapolri No. 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindak serta melanggar PERKAP No.8 Tahun 2009 tentang implementasi prinsip dan standar Hak asasi manusia dalam penyelenggaraan tugas Polri, tutup Upe dalam orasinya.

Selain itu wahyu selaku koordinator mimbar mengatakan dalam orasinya dimulai tanggal 27 januari 2021 Bapak Listyo sigit prabowo menjabat sebagai Kapolri, terlihat tindakan represif aparat terhadap warga sipil terus meningkat tentu hal ini tidak lagi sesuai dengan apa yang disampaikan beliau bahwa pengamanan aksi unjuk rasa aparat harus mengedepankan sikap humanis. Maka kami meminta Bapak Listyo Sigit Prabowo untuk Mundur dari jabatanya karena kami menganggap Kapolri saat ini tidak mampu mengakomodir ataupun mengatur para anggotanya, tutup Wahyu dalam orasinya.

Adapun Grand Issue Gerakan Aktivis Mahasiswa yaitu “COPOT KAPOLRI” dan membawa beberapa tuntutan, yakni:

1.Tangkap dan Adili Pelaku penembakan terhadap Massa Aksi di Sulawesi Tengah
2.Hentikan Penyergapan Warga di Desa Wadas
3.Stop Reprisifitas Aparat dalam pengamanan aksi

Aksi tersebut berlangsung selama dua jam lebih yang mengakibatkan arus lalu lintas macet, aparat dan mass aksi sempat beberapa kali bersitegang karna Mahasiswa ingin melakukan pembakaran ban dan menahan mobil untuk dijadikan panggung orasi.

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d