BUTON TENGAH, SEKILASINDO.COM – Setelah di umumkannya nama calon kepala desa Terapung oleh panitia tingkat desa, Kini nampak wajah baru calon kepala desa (cakades) yang akan menantang petahana Pamaruddin, S.Pi., M.Pi di pesta demokrasi yang akan di gelar beberapa hari kedepan.
Dalam pilkades tersebut, tokoh muda Nasaruddin, SH mulai gencar diperbincangkan masyarakat. Sosoknya yang muda, tegas, visioner, dianggap mampu bersaing dengan petahana, Pamaruddin.
Sosok pemimpin tersebut terlihat saat pemaparan visi misinya di gedung serba guna desa Terapung. Dalam beberapa kesempatan Ia menyampaikan bahwa paradigma pimpinan (kepala desa) harus di rubah dengan melibatkan stakeholder desa dalam setiap musyawarah.
Dalam kesempatan itu, Nasaruddin memaparkan bahwa ketika dirinya di beri amanat oleh warga, maka yang pertama yang akan di kerjakan membentuk komponen lembaga desa.
“saya akan membentuk lembaga adat desa sesuai amanah UU No 6 tahun 2014, kemudian memperkuat lembaga karang taruna yang bersinergi dengan KNPI Buteng serta membuka ruang baca bagi masyarakat desa Terapung,” kata Nasaruddin saat di hubungi oleh media via phone, Minggu (06/10/2019).
“selain itu, peningkatan kesehatan juga merupakan prioritas saya. Kemudian memberikan pendanaan yang besar terhadap program unggulan melaui Bumdes dan meningkatkan pemberdayaan partisipatif masyarakat desa melalui DD ADD,”lanjutnya
Menurutnya, kemampuan warga desa tidak bisa lahir dan berkembang sendiri. Kepala desa harus mampu menjadi arsitek sekaligus problem solver ekonomi desanya sehingga berbagai keterbatasan yang dimiliki warga desa harus dipecahkan oleh kepala desa serta jajarannya.
Kepala desa juga harus mulai paham bahwa arsitektur pembangunan desa tidak lagi identik dengan pembangunan fisik, melainkan juga masalah pemberdayaan. Selama ini pemberdayaan sering dianggap sebagai agenda nomor dua setelah fisik.
“kepala desa harus mampu mendesain desa yang semula hanya ber-paradigma pembangunan sarana fisik, kini harus diubah. Hal itu karena desa harus memposisikan dirinya sebagai mesin ekonomi yang efektif bagi warga,”tambahnya.
Selain itu, sangat penting bagi setiap kepala desa untuk mengetahui potensi ekonomi desanya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kesejahteraan warganya mengingat negara Indonesia kaya akan sumber daya alam, terutama produk pertanian dan kelautan. Potensi yang tidak boleh disia-siakan.
Dengan mengetahui potensi ekonomi desa, proses meningkatkan kesejahteraan warga akan lebih terarah dan tepat sasaran. Dan sebagai arsitek ekonomi pinggiran yang baik, tata kelola ekonomi yang terfokus dan terstruktur dengan baik bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat desa akan sama suksesnya dengan perkotaan.
Sebelum mengakhiri pembicaraannya, pria yang akrab di sala La Koler ini mengatakan, semua point diatas tidak akan berguna tanpa melibatkan komponen desa, baik itu tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta tokoh perempuan.
Sinergisitas harus senantiasa terbangun, agar masyarakat desa tidak menjadi penonton di desanya sendiri. “kapan lagi, siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi” tegasnya.
Di ujung pembicaraannya, Laki laki yang berprofesi sebagai advokat ini mengatakan, dua dasar yang menjadi Filosofi Visi Misinya yaitu, falsafah UUD 1945 dan falsafah Buton
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3);
1.bholimo Arata somanamo Karo (Harta rela dikorbankan demi keselamatan diri)
2.bholimo Karo somanamo Lipu (Diri rela dikorbankan demi keselamatan negeri)
3.bholimo Lipu somanamo Sara (Negeri rela dikorbankan demi keselamatan pemerintah)
4.bholimo Sara somanamo Agama (Pemerintah rela dikorbankan demi keselamatan agama),”tutupnya
Arwin Al-Butuny