UNCATEGORIZED, SEKILASINDO.COM – Sore hari sudah tenggelam dengan membawa kabar duka. Cakrawala sudah tenggelam menjadi kegelapan malam. Saat itu, banyak yang terlena dalam kehidupan. Tak berdoa, hanya disibukkan dengan tertawaan. Andai senja ini terakhir, begitu ruginya para penduduk bumi.
Perputaran waktu terus berputar dengan kecepatan yang signifikan. Entah kita tak menyadarinya perputaran itu. Bahkan dilupakan begitu saja terbuai dengan keindahan dunia yang fana.
Jika kita berdoa disenja ini dengan tumpahan air mata. Maka para malaikat mencatat dengan hal kebaikan. Sadar dan merenungi akan hakikat kehidupan. Senja saja sudah memahami lalu menangis saat pergantian jam jaganya.
Senja hanya satu keinginan pada manusia. Berbuatlah kebaikan sesama manusia sebelum cakrawala menutup. Mendulang manfaat yang sebanyak-banyaknya serta lancarkan sedekah hari ini untuk ladang akhiratmu.
Mulia hidup karena memiliki jiwa yang suka berbagi. Mulia hidup ini karena sudah bisa menguasai problematika kehidupan. Senja menangis, salut pada manusia yang mengerti perjalanan akhirat. Tapi, senja juga akan menangis jika manusia memiliki hati dan jiwa yang gersang hanya fokus dan dibutakan kehidupan dunia.
Beruntung disenja ini, kepala tertunduk malu lekas berdoa pada Allah. Niat yang tulus bertaubat atas kesalahan yang begitu banyak saat pagi hingga senja. Menangislah saat amalan kita sia-sia. Sempurnakan taubat dan bersyukur masih mendapat waktu untuk bertaubat.
Oh senja, kau telah pergi. Esok lagi kembali dan terlahir dengan yang baru. Oh senja, kau telah hilang diganti dengan malam. Terimakasih hari ini, telah ingatkan untuk merenung. Kutatap engkau dikejauhan telah sirna dan mulai menghilang seketika.
Ya Allah, hanya pada-Mu ku memohon pertolongan. Maka, maafkanlah hari-hariku ini yang begitu banyak dosa. Ya Allah, teguhkan dan kuatkan keimananku hingga akhir hayat.
Penulis : Andi Alfian