Pendidikan

Mengenal Autisme Lebih Dini

×

Mengenal Autisme Lebih Dini

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR, SEKILASINDO.COM – Autis atau Autisme adalah gangguan perkembangan berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain. Penyandang Autisme tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena ketidak mampuannya dalam berkomunikasi dan mengerti tentang perasaan orang lain. Gejalanya mulai tampak sebelum berusia 3 tahun. Pada sebagian anak gejala-gejala tersebut sudah ada sejak lahir, salah satunya, perilaku yang berlebihan, contohnya : hyperaktivitas motorik, seperti tidak bisa diam, lari sana sini tidak terarah, melompat-lompat, berputar-putar, stimming atau mengulang.

 

Click Here

Autisme sendiri, bukan hal yang sama pada penderita Down Sydrome (umum dikenal dengan julukan seribu wajah), dimana Autisme bukan penyakit bawaan, sistem sensorik dan motorik masih berfungsi, meskipun gangguan. Sedangkan penderita Down Sydrome justru sebaliknya dan juga dengan adanya kelainan genetik.

Baru-baru ini komunitas pemerhati Autisme khususnya pada anak-anak mengadakan seminar di aula Pendidikan dan Penelitian (DIKLIT) Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid yang berlokasi di Jalan Paccerakkang No. 67, pajjaiang daya, kota Makassar, dengan mengusung tema ‘Bimbingan Tekhnik’ Shadow Teacher dalam menangani anak autistik disekolah.
Puluhan peserta terlihat mengikuti seminar dengan antusias, terdiri dari beberapa elemen masyarakat, para guru, terapis dan media. Oleh komunitas pemerhati anak autistik, telah dijelaskan secara rinci tentang bagaimana mengenali lebih awal penderita autisme dan tahap-tahap penanganannya. Sebagai penyelenggara, Bapak Ratman, SKM (koordinator Komunitas terapi ABA Makassar),
“Saya berharap banyak orang tua atau masyarakat yang memahami tentang autis, agar bisa segera ditangani. Jika para orang tua atau masyarakat menemui indikasi autis dikeluarganya, khususnya pada anak, komunitas kami dengan senang hati akan membantu”.penuturan Ratman.

Peningkatan jumlah penyandang autisme yang sangat pesat. Dari 15 tahun yang lalu setiap 500 kelahiran, hanya 1 anak terdiagnosa autisme, Tahun 2011 sudah meningkat lagi menjadi 165 kelahiran, 1 anak yang terdiagnosa. Dan tahun ini diperkirakan 100 kelahiran, ada 1 anak yang terdiagnosa autisme dari selurah dunia.
Indikasi bahwa cara hidup manusia yang makin modern yang semakin banyak menggunakan zat-zat kimiawi akibat melonjaknya angka penderita autisme sebagai salah satu faktor, dan sampai saat ini penyebab pastinya masih dalam penelitian para pakar. Pemaparan Ibu Chandra H. Setiawaty, Psi dan Ibu Nungki Yuliastuti, Psi (Konsultan KID-Autisme, Klinik Intervensi Dini-Autisme) Selaku pemateri.

Lanjutan, Setelah memaparkan keseluruhan dan sesuai dengan tema yang dibahas. Mengenai peran-peran Shadow yang secara umum dan khususnya di sekolah, yang bertugas mengikuti kemanapun atau dimanapun anak pergi dan bila diperlukan menjembatani instruksi-instruksi dari lingkungan (people, places, event) melakukan prompt atau bantuan bila diperlukan.

Sebagai pemerhati, khususnya anak penderita Autisme, tentunya sangat berperan penting dalam upaya penanganan, selain dari Orang tua, sistem terapi juga perlu untuk diterapkan.Makassar 11 September 2018 (iwan)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d