LEBAK – A. Riefai, Aktivis Lebak Selatan menyoal terkait Pengerjaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Daerah Irigasi (DI) Cimandiri yang berlokasi di Desa Mekarsari Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak – Banten. Pasalnya, pengerjaan tersebut dinilai lamban dan tidak terpampang papan proyek.
Dikatakan A. Riefai, yang juga merupakan Mantan Anggota DPRD Provinsi Banten, berdasarkan hasil pantauannya pada Rabu, (23/09/2020), dari beberapa titik P3-TGAI pemasangan fisik yang ada di Desa Mekarsari baru dimulai dikarenakan kurangnya bahan material yang ada dan masih banyak kejanggalan-kejanggalan yang ia temukan, termasuk tidak nampaknya papan informasi (papan proyek).
“Ada beberapa catatan kejanggalan ketika saya cek pengerjaan P3-TGAI di Mekarsari, diantaranya ialah lamban atau tertinggal dari proyek yang sama di daerah lainnya, sebagian daerah lain sudah mencapai 50-80%, tapi di Mekarsari baru mulai. Dari informasi yang kami dapat di lapangan, anggarannya terlambat,” terang A. Riefai, Jum’at, (25/09/2020).
Masih kata pria yang kerap disapa Opay, material batu yang kami lihat dikumpulkan oleh para pekerja dari sekitaran proyek, yang kami duga kualitasnya kurang bagus karena berjaket coklat, padahal untuk pembelian bahan material kan pasti ada anggarannya, dan semen belum ada sehingga belum dikerjakan, ini salah satu faktor keterlambatan.
“Saya pun sempat berbincang dengan salah satu pekerja, dan ia mengatakan bahwa batu dari sekitaran sawah saja, dan dibayar kepada yang punya tanah, bahkan harga batupun di hargai hanya Rp. 40.000 per kubik dan diterima ditempat,” tandasnya.
Diketahui, P3-TGAI merupakan program Kementerian PUPR Direktorat Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cidanau-Ciujung-Cidurian dengan sumber anggaran dari APBN sebesar Rp 195.000.000.
Hingga berita ini terbit, wartawan terus menggali informasi berikutnya.
Reporter : Usep.
