SEKINDO, CONGKO– Tim Pengabdi Universitas Negeri Makassar (UNM) yang dipimpin oleh Prof. Sukri Nyompa terus memperkuat pemberdayaan masyarakat Desa Congko melalui program diversifikasi olahan jagung. Dengan tajuk “Pemberdayaan Masyarakat Desa Congko Melalui Diversifikasi Olahan Jagung sebagai Upaya Pengembangan Agroindustri untuk Mendukung Green Economy Menuju Desa Mandiri Pangan,” program ini kini menambahkan inovasi baru berupa penerapan teknologi pemipil jagung skala besar dan portabel.
Teknologi pemipil jagung yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas para petani di Desa Congko, yang selama ini menggunakan metode manual dalam proses pemipilan jagung. Teknologi ini mampu mempercepat proses pemipilan, mengurangi waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan, serta meningkatkan hasil produksi jagung yang dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk agroindustri yang inovatif. Selain meningkatkan nilai tambah produk, inovasi ini mendukung konsep green economy dengan pengurangan limbah jagung dan efisiensi energi.

Menurut Bapak Muhammad Jafar, Kepala Desa Congko, program ini sangat membantu masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. “Kami sangat berterima kasih atas inisiatif dari Universitas Negeri Makassar. Penerapan teknologi ini telah mempermudah pekerjaan petani dan membuka peluang baru untuk mengembangkan usaha olahan jagung. Desa kami kini semakin mandiri dalam hal pangan dan ekonomi,” ujar Bapak Muhammad Jafar.
Diversifikasi olahan jagung yang dicanangkan dalam program ini mencakup produk-produk inovatif seperti tepung jagung, makanan ringan berbahan dasar jagung, hingga pakan ternak. Pengembangan produk-produk ini membuka pasar baru bagi petani Desa Congko dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik maupun internasional. Keberhasilan ini menjadi langkah penting menuju kemandirian pangan yang berkelanjutan di desa tersebut.
Ketua Kelompok Tani Desa Congko, Bapak Kastahar, juga menyambut baik penerapan teknologi pemipil jagung ini. “Dengan adanya mesin pemipil jagung portabel, kami bisa bekerja lebih cepat dan efisien. Hasil panen bisa langsung diolah, dan kami tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk proses manual. Ini sangat membantu kami dalam meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Program ini tak hanya membantu para petani dalam hal teknologi, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dalam pengelolaan hasil pertanian secara lebih modern. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis agroindustri yang dapat direplikasi di desa-desa lain di Indonesia.
Program ini juga tidak lepas dari dukungan besar yang diberikan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM). Dengan pendanaan yang diberikan, berbagai inisiatif, termasuk penerapan teknologi pemipil jagung dan pengembangan agroindustri berbasis jagung, dapat terlaksana dengan baik.
Kolaborasi antara Universitas Negeri Makassar dengan masyarakat Desa Congko menciptakan dampak nyata dalam mendukung ekonomi hijau dan meningkatkan kesejahteraan lokal. Prof. Sukri Nyompa berharap program ini dapat terus berkembang dan menjadi contoh sukses dalam pengembangan desa mandiri pangan berbasis teknologi dan inovasi.