TAKALAR – Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar
Prof.Dr.Ir.Elkawakib Syam’un MP mendiskriminasi ilmunya setelah melihat komoditi bawang merah yang dipercaya bisa memberi harapan dalam melakukan rekapri-rekalri perekonomian dalam kondisi Covid-19
Melalui Program pemberdayaan masyarakat Unggulan perguruan tinggi memberi pemahaman kepada petani agar menggunakan bibit biji bawang merah karena mampu menciptakan pertanian yang efektif bagi petani sehingga bisa menghemat biaya produksi dan meningkatkan
Seperti yang dijelaskan saat ditemui di kampus Universitas Hasanuddin Makassar”saya bersyukur sekali di era sekarang ini,dimama bawang merah tidak berpengaruh harga jual tidak seperti komoditi lain yang bisa turun deraatis
Lebih lanjutnya lagi dikatakan bahwa bawang merah ini umur singkat dengan menggunakan TSS (biji bawang merah) hanya kurang lebih tiga bulan saja
Jadi biji bawang merah itu sebelum kita tanam di bedengan terlebih dahulu kita tanam di persemaian setelah berumur 35 hari selanjutnya baru di pindahkan kebedengan yang sudah disiapkan untuk di tanam.
Diperbedengan ini biasanya hanya memerlukan waktu selama kurang lebih 60 hari masyarakat sudah bisa menikmati hasil panennya
Dimana jika menggunakan TTS hanya memerlukan 5 kg benih dengan biaya sekitar Rp.10 juta per hektarnya,jika petani dapat menerapkan teknik budidaya bawang merah dari biji maka akan mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian umbi bibit
Selain itu,dengan menanam bawang merah dari biji,petani akan mendapatkan tiga keuntungan yang pertama,biaya transportasi lebih murah karena berbentuk biji kedua,benih bisa lebih lama disimpan dalam jangka waktu maksimal 2 tahun selama tidak terkena sinar matahari.
Sementara,jika di bandingkan dengan sistem konvensional,umbi hanya bisa disimpang antara 2-4 bulan.Ketiga,lebih sedikit terserang penyakit karena benih tidak membawa hama penyakit seperti virus dan jamur.Selain itu,pemakaian pupuk pun menjadi lebih efesien,” pungkasnya.
Reporter : M.Aras