LEBAK – Kabupaten Lebak saat ini memiliki Rintisan Kampung Inggris, tepatnya di Desa Muara Binuangeun, Kecamatan Wanasalam. Kegiatan belajar mengajar dipusatkan di Kampung Nelayan dengan konsep kelas alam.
Siswa didik yang mengikuti kelas bahasa Inggris adalah siswa usia sekolah, mulai dari siswa TK, SD, SMP, dan SMU. Secara bertahap, pembelajaran bahasa inggris nantinya akan mengikutsertakan seluruh warga di Desa Muara. Rintisan Kampung Inggris sendiri bagian dari program desa binaan Yayasan Wahana Mangrove Indonesia (WAHMI), selain program rehabilitasi mangrove yang menjadi program utama WAHMI.
Rintisan Kampung Inggris diresmikan oleh Camat Wanasalam, H. Arsyid, Minggu (13/09/2020).
Hadir undangan dari Kepala Desa Muara, H. Endang Fauroni, pengurus BPD Muara, Dedeh Nuraeni dan Cakrama, undangan perwakilan dari beberapa organisasi kepemudaan antara lain Komunitas Remaja Islam Binuangeun (Korib), Ikatan Pemuda Pemudi Cikiruhwetan (IPPC), Pramuka Saka Wanabhakti Ranting Malingping, Ikatan Perintis Pemuda Pelajar Wanasalam (IP3W), Gerakan Perjuangan Pemuda Wanasalam (GPPW), Gerakan Lebak Selatan Peduli (GLSP), Pokdarwis Desa Muara, Karang Taruna Desa Muara, Keluarga Pemuda Pemudi Binuangeun (KPPB), Keluarga Remaja Masjid An-Naja (Kurma), Keluarga Mahasiswa Binuangeun (Kumabi). Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Cilangkahan, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAINH.
Dalam sambutannya, H. Arsyid, Camat Wanasalam mengapresiasi dan mendukung keberadaan Rintisan Kampung Inggris di Desa Muara Binuangeun.
“Kami merasa bangga dengan adanya Rintisan Kampung Inggris yang diprogramkan oleh Yayasan Wahana Mangrove Indonesia. Rintisan Kampung Inggris di Desa Muara adalah yang pertama di Kecamatan Wanasalam, dan Insya Allah yang pertama di Kabupaten Lebak. Anak-anak bisa belajar gratis bahasa Inggris dengan bimbingan intensif dari para relawan pengajar. Semoga bisa menjadi bekal bagi masa depan anak-anak dalam menghadapi era globalisasi yang membutuhkan kemampuan bahasa Inggris,” tegasnya.
Ia juga mengarahkan keberadaan Rintisan Kampung Inggris ini kedepan bisa menjadi model percontohan untuk bisa direplikasi di desa lainnya. Pemerintah Kecamatan Wanasalam siap membantu untuk terselenggaranya pembelajaran di Rintisan Kampung Inggris di Desa Muara Binuangeun.
Kepala Desa Muara Binuangen H. Endang Fauroni, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan keberadaan Rintisan Kampung Inggris di desa yang dipimpinnya.
“Pemerintah Desa Muara Binuangeun menyambut baik dan mengapresiasi. Progam ini akan sangat membantu anak-anak di desa ini dapat belajar bahasa Inggris lebih intensif, dan belajar pendidikan lingkungan hidup. Selanjutnya secara bertahap seluruh warga di Desa Muara diharapkan bisa ikut serta belajar bahasa Inggris”, ungkapnya optimis.
H. Endang Fauroni juga mendukung program rehabilitasi mangrove di desanya. Menurut Endang, wilayah pesisir di Desa Muara cukup memprihatinkan ditengah ancaman banjir rob dan abrasi yang terus menggerus wilayah darat setiap harinya yang berpotensi mengancam wilayah hunian warga. Program penghijauan di daerah garis pantai menurutnya sejalan dengan program strategis pemerintah desa untuk mitigasi bencana dan pelindungan wilayah darat dari ancaman abrasi.
Menurut Direktur Eksekutif WAHMI Kabupaten Lebak, Alif Ibnu Sina kepada Wartawan menyampaikan komitmennya untuk membina Desa Muara Binuangeun secara berkelanjutan sebagai basis program WAHMI Lebak dalam aksi iklim rehabilitasi mangrove, perlindungan padang lamun, dan terumbu karang. Alif menjelaskan, Rintisan Kampung Inggris menjadi fokus program pemberdayaan masyarakat pesisir.
“WAHMI Lebak sudah menetapkan Desa Muara sebagai desa binaan. Kami akan konsisten memprogramkan rehabilitasi mangrove dan perlindungan ekosistem laut dan pesisir, serta program pemberdayaan masyarakat pesisir. Rintisan Kampung Inggris salah satu dari program pemberdayaan masyarakat pesisir. Semoga keberadaan program WAHMI di Desa Muara dapat ikut serta memajukan pembangunan desa, serta mencipta lingkungan desa yang kuat dan lestari”, tandasnya.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Nasional WAHMI, Nurul Ikhsan. Ia menegaskan pentingnya komitmen semua stakeholder dalam perlindungan dan pelestarian wilayah pesisir, khususnya aksi iklim rehabilitasi mangrove di Kabupaten Lebak. Ikhsan menyoroti pentingnya memperkuat daya dukung lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim. Menurutnya, penguatan mangrove menjadi bagian penting dari mitigasi bencana yang setiap saat bisa datang dan mengancam kehidupan masyarakat.
Ikhsan juga memaparkan konsep Rintisan Kampung Inggris yang digagasnya. Nilai beda Rintisan Kampung Inggris yang dibangun WAHMI adalah memadukan pembelajaran bahasa Inggris dengan pendidikan lingkungan hidup.
“Rintisan Kampung Inggris di Desa Muara berkonsep berwawasan lingkungan hidup. Memadukan pembelajaran bahasa Inggris dan pendidikan lingkungan hidup. Konsep ini menjadi yang pertama diterapkan di Indonesia untuk Kampung Inggris. Siswa didik akan diajarkan mengenal keanekaragaman hayati laut dan pesisir serta wilayah darat, dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris,” urainya.
Menurut Ikhsan, konsep memadukan pembelajaran bahasa Inggris dan pendidikan lingkungan hidup diharapkan siswa bisa dibangun rasa peduli dan kesetiakawanan. Ikhsan menambahkan, melalui program ini siswa disiapkan menjadi kader konservasi yang menguasai isu-isu lingkungan hidup dan menjadi penggerak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
Reporter : Usep.
Respon (1)
Komentar ditutup.