Opini

Infiltrasi Cukong Dalam Polemik Covid-19

×

Infiltrasi Cukong Dalam Polemik Covid-19

Sebarkan artikel ini

OPINI – Saat sekarang ini terdapat sebuah polemik yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat secara keseluruhan. Polemik tersebut yaitu Corona virus yang kini menjadi momok mengerikan di kalangan masyarakat karena akan mengancam nyawa seseorang.

Corona virus ini sudah tersebar luas sehingga ada beberapa masyarakat dinyatakan positif terjangkit virus tersebut dan ada juga masih dalam status orang dalam pemantauan (ODP).

Click Here

Atas Pandemik covid tersebut, pemerintah di dalam suatu negara khusunya di Indonesia yang kita ketahui secara seksama bahwa mereka adalah orang yang mempunyai kewenangan ataupun legalitas dalam mengeluarkan sebuah kebijakan kini mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi agar tidak semakin banyak atau bertambahnya korban dari Corona virus tersebut.

Langkah yang diambil oleh pemerintah yaitu dengan mengeluarkan sebuah surat himbauan agar tidak ada yang membuat perkumpulan dan masyarakat dihimbau agar tetap di rumah saja.

Mengambil landasan dari himbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah, kita lihat bagaimana kondisi di dalam lingkup pendidikan formal khususnya di perguruan tinggi.

Sistem pembelajaran yang diterapkan saat ini yaitu sistem online. Artinya bahwa ada suatu hal yang memperantarai antara dosen dengan mahasiswanya dalam proses perkuliahan, Hal yang memperantarai yaitu sebuah telekomunikasi jenis handphone, komputer dll.

Alasan diberlakukannya sistem online tersebut yaitu mengantisipasi Pandemik Corona virus dan juga dari surat himbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Tetapi apakah itu hal yang efektif untuk di berlakukan dalam proses perkuliahan dan dapat dijadikan sebuah solusi ?. Saya sedikit melontarkan sebuah argumen atas himbauan pemerintah khususnya di dalam lingkup pendidikan tersebut.

Penerapan sistem online dalam proses perkuliahan tersebut sangatlah tidak efektif karena kita ketahui secara bersama bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki keterbatasan untuk melakukan atau mengikuti perkuliahan melalui online karena bercermin pada inflasi ekonomi mahasiswa tersebut.

Tapi sebagian orang akan beranggapan bahwa ketika sistem online tersebut tidak diterapkan maka semakin banyak yang akan mengalami atau terkena Corona virus yang mengancam nyawa seseorang. Pro dan kontra atau biasa disebut sebagai diskrepansi dalam suatu persoalan adalah hal yang fundamental tetapi kita harus menguji yang keduanya antara pro dan kontra itu.

Di atas sudah dijelaskan tentang seseorang yang kontra dengan kebijakan tersebut, sekarang kita uji yang pro. Pertanyaan yang paling fundamental buat orang yang pro, apakah tugas atau fungsi dari pemerintah ?, Tentunya seseorang yang harus memberikan kesejahteraan dan kemakmuran kepada keseluruhan masyarakat.

Maksudnya adalah pemerintah seharusnya menyuplai alat untuk menangkis virus tersebut pada dunia pendidikan. Semisal saja mahasiswa atau seseorang yang ingin masuk di dalam kampus terlebih dahulu di uji/tes bahwa apakah seseorang itu terjangkit virus atau tidak.

Kemudian kita beralih pada kondisi sosial secara kolektif. Sampai saat ini kita saksikan sendiri bagaimana kondisi masyarakat yang berada di posisi disforia. Hari demi hari mereka memikirkan suatu hal agar mampu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dalam posisi seperti ini, solusi apa yang dibuat pemerintah agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan keluarganya ?, Apakah hanya mampu menorehkan sebuah tulisan di lembaran kertas yang bertuliskan surat himbauan untuk tetap dirumah atau gimana ?.

Jika pemerintah tidak mampu memberikan solusi pada kondisi disforia sosial dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari maka surat himbauan ini adalah bentuk sebuah ancaman bagi masyarakat dalam segi kehidupan.

Jikalau surat himbauan yang dikeluarkan pemerintah ataupun dari pihak kepolisian tersebut sebagai bentuk antisipasi Pandemik Corona virus, mengapa sampai saat ini di berbagai wilayah masih banyak tempat perbelanjaan yang masih berjalan Misalnya saja Indomaret ataupun Alfa Mart ?, Kalaupun alasannya sebagai tempat masyarakat untuk berbelanja, secara pribadi saya mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengaktifkan cakrawala berfikirnya.

Alasan saya mengatakan mereka dangkal dalam berfikir yaitu bahwa secara keseluruhan banyak masyarakat yang memanfaatkan rumah pribadinya untuk menyediakan/berjualan barang atau komoditi untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Dalam kondisi sosial yang non stabilitas saat ini karena Pandemik Corona virus tersebut, kelas borjuasi terus menerus memproduksi komoditi dan mengakumulasikan kapital individual.

Saya mencoba untuk bereksperimen serta mengeneralisasikan dengan bercermin pada rentetan polemik yang saya ceritakan di atas.

Covid-19 adalah tahap atau proses pemiskinan dan ancang-ancang menuju dehumanise.

Penulis : Yayat (kader Gerak Misi)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca