DaerahPendidikan

Warga Keluhkan Jembatan dan Jalan Poros Desa Kampung Bojong Koneng – Desa Parung Sari

×

Warga Keluhkan Jembatan dan Jalan Poros Desa Kampung Bojong Koneng – Desa Parung Sari

Sebarkan artikel ini
Jembatan bambu 

LEBAK, SEKILASINDO.COM –Warga kecewa dan mengeluhkan jembatan dan jalan poros desa yang terletak di Kampung Bojong Koneng Desa Parung Sari. Pasalnya pemerintah dinilai tidak punya kepedulian terhadap masyarakat.

Padahal jembatan dan jalan tersebut sangat penting bagi aktifitas masyarakat karena merupakan penghubung antar desa.

Click Here

Duri, salah satu tokoh masyarakat
menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap pemerintah yang tidak memperhatikan aspirasi masyarakat. “Saya sangat kesal dan kecewa terhadap sikap pemerintah”.

Sepengetahuan saya, pembangunan jembatan dan jalan penghubung itu sudah masuk skala prioritas pada saat dilakukan Musrembang. “Kita masukkan, bahkan proposal sering ditujukan namun sampai sekarang belum dibangun,” ujarnya Duri, Selasa (13/2).

Dikatakannya, Musrembang tidak berdampak postif karena sudah beberapa tahun lalu diprogramkan,
sampai sekarang tidak ada realisasinya. Dari tahun 2016 kami  sudah buatkan proposalnya dan mengusulkan pada saat Musrembang dilakukan, tetapi
kami anggap Musrembang itu hanya formalitas saja, tandasnya.

Duri juga merasa sudah putus asa harus kemana lagi dirinya memperjuangkan keinginan masyarakat. “Ya kami bingung mau kemana dan ke siapa lagi menyampaikan aspirasi warga, karena usaha dan upaya sudah dilakukan tetapi nihil karena tidak diperhatikan oleh pemerintah,” ungkapnya.

Sementara Kades Parung Sari, Aan Suanda mengaku bahwa dia sudah berupaya untuk mewujudkan pembangunan harapan warganya.

“Saya sebagai Kepala desa sudah mengajukan proposal perbaikan jalan dan pembangunan jembatan melalui Bina Marga, Bappeda, Bupati Lebak, Wagub melalui ajudan dan biro umum, bahkan pak Gubernur sendiri juga sudah disampaikan keadaan jembatan dan jalanan tersebut”.

Selain itu,  setiap dilakukan Musrembang pasti pengerjaan jalan dan pembangunan jembatan itu masuk skala prioritas, tapi tak pernah ada realisasinya,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan Aan Suanda, jumlah anggaran Dana Desa (DD) yang dikelolah selama ini tidak cukup untuk membangun jembatan dan memperbaiki jalan itu. Sehingga kami butuh dari sumber anggaran lainnya seperti APBN, APBD I atau APBD II.

“Dari DD tidak cukup, karena kita banyak pembangunan lainnya seperti jalan lingkungan dan jalan poros desa, jadi harapan kami untuk jembatan Ciastana kampung Bojong Koneng agar dibangun oleh Kabupaten, Provinsi ataupun Pusat, mohon perhatiannya,” jelas Aan.

Kata dia, makin pentingnya jembatan tersebut, warga pun rela bergotong royong membersihkan dan memperbaiki seadanya. “Saking pentingnya karena akses warga sebagai penghubung antar Desa, kami dan warga rela gotong royong, walaupun saat ini, sangat susah menggerakkan warga untuk bergotong royong,” pungkasnya.

“Bukan hanya itu, namun saat itu anak-anak sekolah pun merasa terganggu apabila musim hujan, besar harapan kami kepada Pemerintah daerah untuk bisa memperhatikan keluhkan warga
demi kepentingan dan keselamatan anak-anak bangsa ini.

Sebaliknya, tutur Ujang iskandar Caleg dari Dapil 5 Partai Berkarya meninjau ke lokasi tersebut justru sangat memperhatinkan,dan dimana peran anggota DPRD Lebak saat reses ke daerah pemilihannya atau mereka ini tidak mendengar usulan warganya. Pungkas ujang. (Ui)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d