OPINI, SEKILASINDO.COM – Kenali Gejala Stroke Lebih Awal
Apa itu Stroke? Penyakit lumpuh? Kerusakan otak? Bahkan ada yang beranggapan bahwa stroke disebabkan oleh angin jahat. Banyak persepsi di masyarakat tentang penyakit stroke. Stroke merupakan keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan secara cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan terhindar dari risiko terjadinya kelumpuhan.
Menurut Riset Kesehatan Dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia stroke merupakan pembunuh nomor 1. Lebih dari 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Penderita stroke terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
Stroke tidak hanya terjadi pada usia lanjut tapi penelitian menunjukkan bahwa stroke bisa terjadi pada usia muda yaitu sekitar 15-55 tahun, terutama dengan faktor risiko tertentu, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, merokok dan konsumsi alkohol jangka panjang.
Nasional Stroke Association merekomendasikan strategi mudah membantu Anda mengenali apakah seseorang mengalami stroke. Jika Anda berpikir seseorang di sekitar Anda mengalami Stroke, coba lakukan FAST (Face, Arm, Speech, Time). Ini adalah sebuah straregi yang berarti: Face: wajah Anda tidak simetris, Arm: lengan Anda melemah, Speech: kesulitan dalam berbicara. Time: waktu, pada stroke dikenal istilah time is brain (waktu adalah otak) setiap detik sangatlah berharga, 3 jam pertama adalah waktu emas untuk penanganan stroke. Jika seseorang tidak bisa mengangkat kedua lengan, tersenyum dengan kedua sisi mulut, atau mengucapkankan kalimat lengkap, penting untuk mencari perawatan darurat. Ini biasa menjadi gejala stroke. Karena semakin lama stroke tidak diobati akan semakin memperparah keadaan Anda.
Tanda-tanda stroke dalam bahasa Indonesia, Anda bisa ingat slogan SeGeRa Ke RS, yakni: Se – Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), Ge – Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, Ra– Bicara pelo/ tiba-tiba tidak dapat bicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung, Ke– Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh, R– Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba, S– Sakit Kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi.
Ada jendela 3-6 jam sejak gejala terjadi untuk membantu mencegah terjadinya masalah yang lebih fatal pada penderita serangan stroke ini. Setiap orang mungkin akan memiliki gejala stroke yang berbeda-beda. Namun, beberapa kondisi berikut termasuk gejala stroke yang umum: sulit berbicara atau memahami orang lain, mati rasa atau terkulai lemas di satu sisi wajah atau tubuh, sulit berjalan dengan menyeimbangkan badan, masalah penglihatan, sakit kepala yang parah, pusing, dan sulit menelan.
Jika mendapati diri Anda atau anggota keluarga mengeluhkan gejala-gejala tersebut seketika, Anda harus pergi segera ke rumah sakit mengingat penyakit ini merupakan kegawatan medis.
Pengobatan stroke harus diberikan sebelum terlambat. Hal awal yang biasa dilakukan di UGD untuk mengawali pengobatan stroke adalah membaringkan pasien dan memfleksikan kepala (menekuk leher ke arah depan) 30 derajat, lalu dilakukan CT-Scan sebagai pemeriksaan standar baku emas untuk menentukan apakah ini stroke iskemik (sumbatan) atau stroke hemoragik (perdarahan), karena obat yang diberikan untuk pengobatan stroke yang berbeda ini tidaklah sama.
Penyakit stroke sebenarnya dapat dicegah.
Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko stroke. Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan: kurangi garam (konsumsi garam sehari 1 sendok atau setara 6 gr) mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi stroke. Konsumsi makanan sehat, kurangi kolesterol jahat dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke, kadar kolesterol harus di bawah 200 mg/dl. Stop merokok, perokok memiliki risiko stroke dua kali lipat, merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat penyumbatan di pembuluh darah.
Hidup aktif dan berolahraga, orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih besar memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, dan stroke. Olahraga secara rutin seperti senam pagi, berjalan kaki bisa memperlancar peredaran darah dan menyehatkan jantung dan menormalkan tekanan darah sehingga mengurangi penyakit-penyakit tersebut. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 854 tahun 2009 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh darah.
Penulis: Andriana Arfah
Editor: Andriana Arfah