TAKALAR, SEKILAS INDONESIA- Idul Adha adalah hari penuh kemenangan besar. Dalam hari yang dirayakan kaum muslimin seluruh dunia itu terkandung nilai kepatuhan dan keikhlasan saat menjalankan perintah Allah SWT. Idul Adha adalah wujud keikhlasan yang tak tertandingi.
Demikian kutipan pidato sambutan Bupati Takalar, H. Syamsari Kitta, S.Pt, MM yang dibacakan Kepala Kelurahan Maradekaya, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Muh. Nur. Fadli Dahlan S.E, di Lapangan Masago, Rabu (22/8/2018).
“Ini adalah hari ketika ajaran Nabi Ibrahim AS menjadi teladan dan juga menjadi salah satu momen terbesar umat manusia untuk menandai betapa dalam menjalankan perintah sang pencipta, manusia harus ikhlas merelakan apa pun yang paling berharga dalam hidupnya, termasuk melepas anak terkasi bila itu memang dikehendaki sang khalik, dan ritual penyembelian Ismail oleh sang ayah, Ibrahim menjadi salah satu hikmah terpenting dari hakikat Idul Adha,” Katanya.
Spirit pengorbanan dengan bobot sekaliber Ibrahim saat menyembeli sang anak, Ismail adalah amal langkah dalam konteks kekinian, ia menjadi sebuah kemustahilan bahkan keajaiban. Namun kini hal-hal yang menyangkut pengorbanan telah banyak hilang digantikan dengan spirit mengabdi kepada motif mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Semua dilakukan dengan pamrih yang kian lama kian menjauhkan individu dari ikatan-ikatan sosial.
“Idul Adha mengandung spirit untuk menguatkan kembali ikatan-ikatan yang telah terlepas itu, olehnya spirit yang terlahir sekian ratus tahun lalu itu menjadi sangat relevan hingga hari ini,” Tegasnya.
Dalam konteks Indonesia, semangat ini bahkan telah menjadi sebuah urgensi, banyak persoalan bangsa muncul akibat lemahnya spirit untuk berkorban bagi orang lain, spirit untuk berkorban bagi sesama, bahkan yang jauh lebih menonjol dalam kehidupan sehari-hari adalah semangat menang sendiri, kaya sendiri, berkuasa sendiri dan sebagainya.
“Spirit seperti ini sudah barang pasti tak menghiraukan penderitaan sesama,” Jelas Bupati Takalar melalui Kepala Kelurahan Maradekaya, Rabu (22/8).
Idul Adha adalah saat yang tepat bagi bangsa untuk mengambil hikmah atas hakikat hari raya tersebut. Secara kebetulan Hari Raya Idul Adha 1439 H atau yang sering kita sebut sebagai lebaran haji, waktunya berdekatan dengan awal tahun baru masehi.
“Bertitik tolak dari hal itu, kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah kita lakukan, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, menjadi langkah awal kita untuk memperbaikinya dilebaran Idul Adha ini. Kemudian banyak hal bisa kita petik hikmahnya dari momentum Idul Adha, keikhlasan dan kerelaan berkurban semata untuk allah yang memberi dimensi lain berupa pemupukan rasa kesetiakawanan sosial kita terhadap sesama,” Harapnya.
Selain itu makna Idul Adha qurban diharapkan mampu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai berkorban setelah terpuruk hampir satu dekade. Tepat pula karena diseluruh penjuru negeri kian banyak saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang membutuhkan uluran tangan akibat kehidupan yang serba kekurangan.
“Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah menyalurkan kurban, sadaqah dan infaqnya kepada pihak panitia untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya, dan semoga dimasa yang akan datang kita dapat lebih meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita melalui kegiatan-kegiatan ibadah seperti ini,” Imbuhnya.
Terakhir, Bupati Takalar, Syamsari Kitta mengajak semua elemen masyarakat agar mendo’akan jemaah haji yang sedang melaksanakan ibadah di Mekkah, terkhusus jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Takalar, “muda-mudahan mereka tiba di Indonesia dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun,” Tutupnya.
Penulis: Emba
Editor : Admin