TAKALAR-Kades Cakura, Nurdianansyah diduga aniaya masyarakatnya, Hakim didepan Kapolsek Polsel, AKP. Zeim Arman dan Camat Polongbangkeng Selatan (Polsel), Baharuddin Daeng Limpo, di ruang Camat Polongbangkeng Selatan, Kamis (03/12).
Menurut pengakuan saksi, Hasan Hasari, hal ini dipicu saat Pemerintah Desa Cakura dan Pemerintah Kecamatan melakukan pertemuan dengan masyarakat Desa Cakura yang memiliki lahan yang dibanguni Cekdam pada beberapa tahun yang lalu di dusun Buakangnga, Desa Cakura.
Dimana salah satu milik lahan itu yang diklaim oleh pemerintah setempat. Namun Daeng Patang bersama anaknya Hakim selaku pemilik lahan sekitar kurang lebih 30 are tidak menerima kalau lahannya dikatakan milik pemerintah.
Sebab, menurut Daeng Patang dan Hakim, tanahnya itu belum pernah dibebaskan oleh Pemerintah, sehingga dia tetap bersikeras ke Kades Cakura dan Camat Polsel tetap tidak mau mengakui bahwasanya tanah itu milik Aset Pemda Takalar, tidak lama kemudian Kepala Desa Cakura langsung menampar muka Hakim, ucap Hasan Hasari.
Ironinya lagi, setelah Kepala Desa menampar Hakim. Kepala Desa langsung mau mencabut badiknya yang terselip dipinggang bagian kanannya, untungnya ada Daeng Sewang yang langsung mengambil badik milik Kepala Desa dan badik itu sekarang diambil salah satu staf kantor Camat Polsel, Daeng Tamma, tambahnya.
“Hakim tak terima atas perlakuan Kepala Desa Cakura, sehingga dia bersama keluarganya melaporkan kejadian itu di Polsek Polsel, lalu kemudian dia dibawa ke Unit Pidana Umum (Pidum) Polres Takalar untuk di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) lanjutan,”
“Saya ditempelan oleh Kepala Desa Cakura di depan Kapolsek dan Camat Polsel. Dan sekarang saya sementara di BAP di ruang penyidik Unit Pidum Polres Takalar,” ujar korban, Hakim via WhatsAap.
Secara terpisah orang tua dari korban, Daeng Patang berharap ke Penyidik Polres Takalar agar bisa memproses Kepala Desa Cakura, sesuai dengan perundangan undangan yang berlaku di Negara Ini.
“Apalagi penganiayaan ini terjadi didepan Camat Polsel dan Kapolsek Polsel. Pak desa sama sekali tidak menghargai Kapolsek Polsel selaku Aparat Penegak Hukum (APH),” kesal Daeng Patang.
Sama halnya yang disampaikan oleh Kapolsek Polongbangkeng Selatan, AKP. Zeim Arman, “iya saya disana karena diundang oleh Pemerintah setempat untuk menghadiri mediasi antara pemilik lahan dan pemerintah desa Cakura, namun ujung ujungnya terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh Kepala Desa. Dan sekarang sementara diproses di Polres Takalar.” ujar AKP. Zeim Arman.
(Suherman)