SEKILASINDONESIA.ID-Pengajaran orangtua sebagian besar diyakini sedang mengalami penurunan segmen kehidupan di setiap keluarga. Kerusakan karakter, moral, akhlak anak di dalam keluarga sangat banyak, sebab orangtua pada zaman sekarang lebih memilih memberikan suatu pengajaran kepada anak melalui orang lain.
Dengan kata lain, menyuruh orang lain membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebut asisten rumah tangga. Kerusakan yang terjadi akibat orangtua mengasihkan sang anak kepada asisten rumah tangga untuk beralih profesi merawat, menjaga, memberikan perhatian khusus yang seharusnya tanggung jawab dari orangtua.
Kebanyakan orang, bertanya-tanya “ kenapa orangtua lebih memilih untuk berkarir dari pada mengurusi kehidupan didalam keluarga? Lantas apa yang mereka cari sampai anak pun dititipkan dengan orang lain? Uang untuk membahagiakan kehidupan keluarga, jawaban seperti itulah kebanyakan orangtua akan menjawab.
Tidak ada salahnya jika orangtua yang berkarir menurut perspektif islam, karena rumah tangga memerlukan banyak biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi dengan kata lain, keluarga juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan yang mana merupakan tempat paling utama bagi anak yang baru mulai tumbuh dan berkembang.
Pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang menciptakan proses pengajaran kepada peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi pengetahuan, minat bakat, pengenalan diri, kepribadian karakter, akhlak diri, serta menciptakan keterampilan bagi masyarakat bangsa dan negara.
Dalam perspektif agama, ilmu pendidikan islam disebutkan sebagai proses pengajaran metode-metode pengetahuan yang diajarkan pendidik kepada peserta didik pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang berkriteria Islami (Al-Qur’an dan Hadits).
Dan juga keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang beranggotakan ayah, ibu, dan anak. Pendidikan dalam keluarga mesti menyimpan dasar dalam keilmuwan proses kehidupan. Keluarga harus menjadi patokan utama selama unit kecil tersebut masih ada dalam berjiwa. Keluarga juga tempat utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kehidupan pendidikan islam dalam keluarga sebagaimana orangtua selaku tolak ukur untuk anaknya dalam mengembangkan kepribadian yang baik, karakter diri, dan mengenal lingkungan yang ramah.
Dalam masa pengajaran yang berkriteria Islami (al-Qur’an dan Hadits), pendidikan harus mempunyai patokan tersendiri sehingga bisa membangun, merancang, membuat, menciptakan pengembangan keseluruhan hidup anak.
Sesuai dengan perintah-perintah Nabi Muhammad SAW. cara mendidik anak harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh beliau, sehingga kelak anak buah hati akan menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Apalagi, jika anak yang beranjak akhil baligh, sebagai orangtua wajib untuk memberitahukan mana yang baik dan tidak baik kepada anak supaya anak mengerti dan paham akan segala hal yang diberitahukan oleh orangtua. Fitrah sebagai orangtua merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan, sebab orangtua memiliki peranan penting yang dapat mempengaruhi karakter sang anak dan memberikan warna hidup pribadi kepada anak.
Tanggung jawab selaku orangtua, terkhususnya ayah yakni kepala keluarga bagi kelompok kecil untuk menjaga dari keburukan-keburukan yang akan menimpa mereka, baik dari sisi agama maupun dunia. Dan begitu juga untuk ibu ialah sesosok yang sangat memberikan kekuatan dengan menjalani kehidupan disetiap detik dan selalu mengiringi doa terbaik untuk anaknya.
Sebagaimana, kodrat ayah dan ibu sangatlah berbeda. Kodrat sebagai ayah adalah mencari nafkah keluarga kecil dalam memenuhi kebutuhan istri dan anak. Selain itu, kodrat yang dimiliki seorang ibu yakni menyusui anak-anaknya selama dua tahun. Terlebihnya, keutamaan dalam memberikan pendidikan yang berbasis islami, orangtua menanamkan nilai-nilai agama kepada sang anak dari sejak dini, karena akan sangat berpengaruh ketika sang anak besar nanti.
Di sebuah keluarga, orangtua harus menjadi tokoh idola untuk sang anak dimana setiap gerak-gerik dan tingkah laku orangtua, sang anak akan cenderung meniru apa saja yang sang anak lihat. Islam memandang keluarga sebagai lingkungan pertama bagi sang anak dalam berinteraksi. Interaksi yang dilakukan mendapatkan suatu unsur dan ciri dasar dari kepribadiannya, dan memperoleh akhlak, nilai, kebiasaan, emosi sang anak dalam berinteraksi dengan orangtua terlebihnya mendapatkan perhatian khusus serta kasih sayang.
Kriteria dalam islam terbagi menjadi dua yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Kriteria dalam Al-Qur’an sebagaimana dalam Q.S Luqman Ayat 13-18 membahas tentang pendidikan didalam lingkungan keluarga. Adapun analisis metode yang diajarkan ialah (i) metode nasihat, yakni pemberian metode dengan mengetahui pertumbuhan sesuai dengan tahapan perkembangan sang anak;
(ii) metode keteladanan, yakni pemberian metode dengan cara menanamkan nilai-nilai Islami terhadap anak. Orangtua merupakan metode yang sangat efektif dan efesien;
(iii) metode wasiat, yakni ketika anak beranjak sekitar umur 7-10, maka orangtua mewajibkan untuk memberikan wasiat terhadap anak yang terbaik demi kebahagiaan mereka;
(iv) metode perumpamaan, yakni mampu mendekatkan anak dengan Tuhan (Allah SWT) dan menstimulus otak anak dengan nilai-nilai kebaikan (akhlak) agar berpikir logis dan sehat;
(v) metode kasih sayang, yakni metode yang mendapatkan unsur-unsur kelembutan, ketenangan, dan kecintaan; dan
(vi) metode ketegasan, yakni metode orangtua terhadap anak supaya tidak melakukan hal-hal yang diinginkan. Untuk kriteria dalam Hadits, analisis metode yang diajarkan ialah
(i) metode nasihat, sebagaimana telah diriwayatkan oleh al-hakim dari ibnu abba ra, Rasulullah SAW : “ Bukakanlah diawal untuk anak-anakmu dengan kalimat yang baik “laa ilaha ilallah ”(tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah);
(ii) metode keteladanan, sebagaimana : “ Sesungguhnya ilmu diperoleh dengan belajar dan kesabaran diperoleh dengan pura-pura sabar. Barangsiapa yang mencari kebaikan dia akan memperoleh kebaikan. Dan barang siapa yang menhindari kejahatan maka dia akan dihindarkan dari kejahatan “ (HR. Haitsami).
(iii) metode wasiat, dari hadits riwayat al-Thabrani dan al-Bayhaqi dari Ibnu Abbas ra, bahwa nabi Muhammad saw bersabda :”Samakanlah pemberian yang kamu lakukan terhadap anak-anakmu; dan sekiranya hendak melebihkan, maka hendaklah kelebihan itu diberikan kepada anak perempuan“;
(iv) metode perumpamaan, dari hadits Muttaqaf ‘alaih: “Ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah Saw: Pernah ada yang mendatangi Rasulullah Saw seraya berkata “Ya Rasulullah, siapakah yang paling aku utamakan dalam berbuat baik? Beliau menjawab “Ibumu”.Sahabat tersebut bertanya kembali, lalu siapa lagi? Rasulullah menjawab ”Ibumu”. Lanjutnya, sahabat tersebut bertanya kembali, setelah itu siapa? Rasulullah menjawab pertanyaan dari seorang sahabat tersebut,”Ibumu”. Dan sahabat terseut bertanya kembali, lalu siapa lagi? Rasulullah menjawabnya kembali “Bapakmu” jawab beliau”;
(v) metode kasih sayang, sebagaimana “Siapa tak sayang tidak akan disayang” (HR. Bukhari); dan
(vi) metode ketegasan, sebagaimana “Sembahlah dia jika kamu tidak dapat melihatnya maka sesungguhnya dia maha melihat” (HR. Muslim dan Ahmad).
Jika dijabarkan, bahwa orangtua mendidik dengan berkriteria islam dalam keluarga harus memilik peran penting sehingga bisa membimbing anak dan membagi waktu yang efektif ketika anak dalam masa tumbuh dan berkembang. Menanamkan nilai-nilai kehidupan sang anak dalam kehidupan sehari-harinya. Sekaligus menjadi sahabat terdekat agar setiap permasalahan yang khusus bisa menjadi tempat curhat dan hubungan antara orangtua dan anak semakin erat. Orangtua yang berkarir harus mengatur waktu yang terbaik untuk sang anak, menjaga pola hidup sehat, dan pastikan hubungan komunikasi berjalan dengan baik.
Penulis: Helni Oktavia
Saya suka gagasannya, tapi tidak untuk bentuk tulisannya. Mohon maaf, Terlalu sulit dicerna