JENEPONTO, SEKILASINDO.COM – Miris, melihat kondisi dan keadaan keluarga Sunu Dg Sila bersama istri dan ke 9 orang anaknya, yang tinggal di sebuah rumah tidak layah huni.
Ditambah penyakit yang diderita Dg Sila yang tak kunjung sembuh selama 3 tahun.
Tinggal di tengah-tengah kebun milik orang di Kampung Barangdasi, Desa Turatea, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.
Dia mengaku telah berobat di RS Lanto Dg Pasewang dan terakhir di RS Bhayangkara Makassar menggunakan kartu KIS, namun tak menuai hasil apa yang diharapkan.
“Waktu saya diperiksa di Makassar, dokter tidak temukan penyakitku sehingga disuruh pulang hanya menyarankan untuk berobat luar saja,” ucap Dg Sila, terbaring lemas saat ditemui media di rumahnya, Sabtu (31/8/2019).
Ironisnya lagi, anak pertamanya, Kahar (20), yang merupakan tulang punggung bagi keluarganya juga mengalami hal serupa (sakit).
“Kini sisa istriku yang cari nafkah untuk anak-anak. Istri saya sekarang kerja sama orang bantu-bantu petani garam sekedar penyambung hidup,” ucap dia dengan Mata berkaca-kaca.
Kahar, mengaku mendapatkan uang dari hasil jualan gula merah yang tidak menentu.
“Kadang dapat Rp 20 ribu kadang juga Rp 30 ribu satu hari. Tapi karena sekarang saya sakit sehingga tidak bisa lagi manjat pohon tala (lontara) kerena bahan baku gula merah terbuat dari Ballo,” ungkapnya.
Di ruang tamu rumahnya, hanya terlihat dua buah kasur yang telah kusam tanpa kamar.
Satu buah lemari kecil dan papannya pun sudah rapuh, dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu sudah banyak yang berlubang.
Terkadang Dg Sila merenung karena tak kuat melihat kelima anaknya yang masih bocah.
Padahal, lanjut dia ada keluarga dekat yang merupakan kepala Dusunya sendiri.
Berharap sebagai penyambung lidah ke pemeritah namun apalah daya tangan tak sampai.
“Saya juga tidak bisa terlalu berharap sama keluarga nak, karena mereka saja kurang peduli. Semoga pemerintah desa dan kabupaten punya perhatian dengan keadaanku ini,” ucapnya penuh harap.
Saat ini kondisinya memprihatinkan, selain rumahnya yang tak kuat menahan terpaan angin. Diakunya juga tak pernah mendapat bantuan dan perhatian dari pemerintah.
*(Rls/Firman)