Daerah

Dapat Sorotan dari Akademisi, Proyek Senilai Rp 6 Miliar Penghubung Antar 2 Desa di Sula Mangkrak

×

Dapat Sorotan dari Akademisi, Proyek Senilai Rp 6 Miliar Penghubung Antar 2 Desa di Sula Mangkrak

Sebarkan artikel ini
Foto. Saman Fokaaya (JG/SI)

SULA, SEKILASINDO.COM – Proyek jalan aspal Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) yang menghubungkan Desa Waitina, Desa Naflow menuju Desa kou, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula dengan total jarak 12 kilometer hanya berhasil dikerja hingga 7 kilometer. Sehingga 5 kilometer yang tersisa belum rampung.

Proyek tersebut dimenangkan oleh PT Marimoi Alam, beralamat di Tuguiha Kecamatan Tidore Selatan Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara, melalui proses tender.

Click Here

Diketahui Konstruksi Jalan Raya Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Sula melalui Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) besaran nilai proyek tersebut Rp.6.200.000.000.00, dari penawaran Rp.5.930.933.000.00, dengan Anggaran APBD 2016.

Dari penulusuran di lapangan berdasarkan data, proyek tersebut baru dikerja dari Desa Watina menuju Desa Naflow dengan jarak baru 7 kilometer, sedangkan 5 kilometer Desa Naflo menuju Desa Kou saat ini hanya pasir dan batu (Sirtu) saja.

Hal ini mendapat sorotan keras dari Akademisi, Saman Fokaaya, yang dia anggapnya pekerjaan yang gagal seperti ini tentu kurangnya pengawasan dari pihak Pemerintah Daerah terutama Dinas terkait.

“Bisa juga saya menduga sudah ada dil-dil yang bagaimana bisa dapat meraih keuntungan,” terang Saman, Dosen STAI Babusalam Sula itu.

Dia juga beranggapan bahwa ada pihak-pihak tertentu meraih keuntungan.

“Meraih keuntungan itu asalkan pekerjaan tersebut harus diselesaikan agar jangan menyengsarakan rakyat, karena itu uang rakyat loh,”  tegas Saman.

Salain itu masyarakat yang enggan
namanya disebutkan juga meminta kepada media agar masalah ini diekspose dan diketahui oleh publik.

“Agar Masyarakat setempat bisa ketahui bahwa di tahun 2016 lalu kita sudah pernah dapat proyek bangunan jalan aspal tapi tidak bisa kita nikmati, entah kenapa,” tukas salah satu warga.

Selain itu, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPR, Isnain Masuku, mengatakan, pihaknya tidak mengetahui kronologis permasalahan proyek jalan Lapen sepanjang 12 kilometer tersebut.

“Saya tidak tahu menahu proyek itu yang hanya dibangun setengah aspal setengah sirtu, karena saya baru menjabat di Bidang Bina Marga baru 2017 lalu,” akunya.

Penulis: Jamil Gaus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *