Marioriaja – Dalam rangka menjalankan pengabdian kepada masyarakat (DRTPM), tim dosen dari Universitas Negeri Makassar meluncurkan program pendampingan pembuatan pupuk organik padat berbasis inovasi teknologi pencacah sampah. Kegiatan ini berlangsung di Desa Marioriaja Kabupaten Soppeng dan akan dilaksanakan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan.
Program ini dirancang untuk membantu masyarakat mengolah limbah organik rumah tangga dan pertanian menjadi pupuk organik padat yang bernilai guna, sekaligus mendorong praktik pertanian ramah lingkungan. Penggunaan alat pencacah sampah menjadi inovasi utama yang ditawarkan dalam pelatihan ini, karena mampu mempercepat proses penghancuran bahan organik sehingga mempercepat pula proses pengomposan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi akademisi dalam memberikan solusi praktis kepada masyarakat, terutama dalam pengelolaan sampah organik dan peningkatan produktivitas pertanian,” ungkap Prof.Rosmini Maru, ketua tim dosen pelaksana pengabdian.
Dalam pelatihan, masyarakat dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai teknik pencacahan sampah organik, pencampuran dengan bahan pendukung seperti sekam bakar dan aktivator mikroba, serta tahapan fermentasi hingga menjadi pupuk padat siap pakai. Selain praktik langsung, warga juga mendapatkan materi terkait manfaat pupuk organik dan dampaknya terhadap keberlanjutan tanah pertanian.
Program ini mendapat respon antusias dari warga Desa Marioriaja. Salah satu peserta sekaligus mitra, Pak Suparman, mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan solusi terhadap permasalahan sampah dan kebutuhan pupuk alami. “Biasanya kami buang sampah dapur begitu saja. Sekarang bisa dimanfaatkan jadi pupuk yang bagus untuk tanaman,” ujarnya.
Tim dosen akan terus melakukan pendampingan intensif dan evaluasi berkala selama program berlangsung. Langkah ini dilakukan untuk memastikan transfer teknologi berjalan optimal dan masyarakat benar-benar mampu menerapkan inovasi tersebut secara mandiri.
Dengan adanya kegiatan ini, Universitas Negeri Makassar bekerjasama dengan Universitas Lamappapoleonro berharap tercipta desa yang lebih mandiri dan sadar lingkungan, serta terbentuk model pengelolaan limbah organik yang dapat direplikasi di wilayah lain.