CONGKO – Sebagai bagian dari komitmen dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tim dosen yang diketuai oleh Prof. Drs. Ir. H. A. Sukri Nyompa.,S.H. M.Si., Ph.D. dengan anggota kelompok Sahade., S.Pd., M.Pd., Prof. Dr. Ir. H. Bakhrani A Rauf, M.T., IPU. ASEAN Eng. dari Universitas Negeri Makassar dan A. Zulkifli Nusri, S.Kom., M.Kom. dari Universitas Lamappapoleonro melaksanakan kegiatan pendampingan pembuatan popcorn berbasis teknologi canggih di Desa Congko. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dalam rangka Pemberdayaan Desa Binaan yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada tahun 2025.
Program ini difokuskan pada peningkatan nilai tambah komoditas jagung melalui inovasi produk popcorn dengan pemanfaatan teknologi produksi modern dan pengembangan berbagai varian rasa sesuai tren pasar saat ini. Dalam pelaksanaannya, masyarakat diberikan pelatihan dan pendampingan langsung mulai dari penggunaan mesin popcorn otomatis, pengaturan suhu dan waktu pemanggangan yang presisi, hingga formulasi aneka rasa seperti caramel, cokelat, keju, balado, dan rasa kekinian lainnya.
Menurut Prof. Sukri Nyompa, kegiatan ini bukan hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga bagian dari upaya menciptakan model usaha mikro berbasis potensi lokal yang berkelanjutan. “Kami ingin membekali masyarakat tidak hanya dengan alat dan keterampilan, tetapi juga pemahaman menyeluruh tentang bagaimana mengembangkan produk yang memiliki daya saing, baik dari sisi kualitas maupun inovasi,” ujarnya.
Kegiatan ini dirancang untuk berlangsung selama beberapa bulan ke depan, dengan pendekatan pendampingan berkelanjutan. Tim dosen akan melakukan evaluasi rutin terhadap proses produksi, pengembangan produk, serta aspek manajerial usaha seperti pengemasan, pemasaran, dan pengelolaan keuangan sederhana.
Antusiasme warga Desa Congko terlihat jelas dari keterlibatan aktif mereka dalam setiap sesi pelatihan. Salah satu peserta, Ibu Darnawati, menyampaikan bahwa ini adalah pengalaman pertama mereka menggunakan alat produksi modern. “Biasanya kami mengolah jagung hanya untuk dikonsumsi sendiri. Sekarang kami jadi tahu cara mengubahnya jadi produk yang bisa dijual, dan banyak rasanya pula,” ungkapnya.
Dengan dukungan dari pemerintah desa dan kolaborasi aktif antara akademisi dan masyarakat, program ini diharapkan mampu menciptakan dampak positif jangka panjang bagi Desa Congko. Tidak hanya membuka peluang usaha baru, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi melalui inovasi berbasis kearifan lokal dan teknologi.
Kegiatan ini juga akan menjadi bagian dari model pengembangan desa binaan berbasis teknologi terapan yang akan terus dikembangkan oleh Universitas Negeri Makassar dan Universitas Lamappapoleonro sebagai kontribusi nyata dunia pendidikan tinggi dalam mendorong kemajuan desa.