GOWA – Upaya peningkatan keamanan dan kesiapsiagaan di kawasan wisata alam terus dilakukan. Tim dosen Universitas Negeri Makassar yang diketuai oleh Abdul Mannan, S.Si., M.Pd. bersama anggota Rusdi, S.Si., M.Sc. dan Dr. Hasriyanti, S.Pd., M.Pd. melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Dusun Bawakaraeng, Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa. Kegiatan ini merupakan bagian dari skema Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), serta melibatkan BUMDes Desa Manimbahoi sebagai mitra strategis.
Program bertajuk “Integrasi Teknologi GIS dalam Mitigasi Kondisi Darurat Kawasan Wisata Tanralili” ini hadir sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi pengelola wisata. Penanganan pendaki tersesat maupun korban kecelakaan masih mengandalkan metode konvensional tanpa dukungan teknologi, ditambah dengan keterbatasan sarana evakuasi serta peralatan medis darurat. Kondisi tersebut menyebabkan proses penanganan berjalan lambat dan kurang efektif.
Melalui program ini, tim PKM berfokus pada tiga aspek utama: peningkatan pengetahuan pengelola wisata tentang mitigasi risiko dan penanganan darurat, integrasi teknologi dalam proses pencarian serta evakuasi korban, dan penyediaan perangkat pendukung mitigasi berbasis GIS. Pemanfaatan teknologi seperti drone ber-GPS, sistem pelacakan digital, dan peta interaktif diharapkan mempercepat respons darurat, terutama di wilayah dengan medan sulit dijangkau. Selain itu, pengelola wisata juga mendapatkan pelatihan prosedur mitigasi risiko, teknik evakuasi, serta pertolongan pertama pada kasus hipotermia dan cedera pendakian.
Kebermanfaatan program ini sangat dirasakan oleh masyarakat setempat maupun pengelola wisata. Melalui integrasi sistem mitigasi, kawasan wisata Tanralili kini lebih aman dan siap menghadapi potensi risiko bencana. Pengunjung merasa lebih terlindungi, sementara pengelola memiliki pedoman serta perangkat modern dalam tata kelola destinasi. Program ini juga menghasilkan SOP Kunjungan Kawasan Wisata Danau Tanralili serta peta jalur pendakian dalam bentuk softfile dan hardfile sebagai pedoman praktis.
Lebih jauh, inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan wisata, tetapi juga memperkuat daya saing destinasi sekaligus mendorong pariwisata berbasis keselamatan dan keberlanjutan di Kabupaten Gowa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa dan Ketua BUMDes Manimbahoi menyampaikan apresiasi serta rasa terima kasih kepada tim pengabdi, juga kepada Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Melalui program ini, masyarakat serta pengelola Kawasan Wisata Danau Tanralili kini lebih memahami dan mampu menerapkan pengelolaan kawasan wisata dengan respons mitigasi yang lebih efisien dan efektif.