Sekilasindonesia.id, || SERANG – Pisau yang dalam bahasa Arab disebut “sikkin” rupanya termasuk alat perkakas baru di jaman Rasulullah Saw. Sahabat Nabi, seperti Abu Hurairah pernah berkata: ‘Demi Allah, saya tak pernah mendengar istilah pisau sama sekali selain hari itu, sebab istilah yang sering kami pakai adalah ‘golok’.’ Golok sendiri di masa itu ukuranya masih panjang dan lebar. Tak sepanjang dan selebar golok Banten. Golok yang dikenal masyarakat sekarang sangat mungkin seukuran pisau jaman dahulu.
Riwayat yang menyebut Abu Hurairah baru tahu ada perkakas yang dinamakan pisau berhubungan erat dengan kisah di balik QS. Al-Anbiya’ ayat 79. Allah Swt berfirman: فَفَهَّمْنَٰهَا سُلَيْمَٰنَ ۚ (kemidian Aku berikan pemahaman tentang menyelesaikan perkara kepada Nabi sulaiman).
Dalam hal ini Abu Hurairah menjelaskan bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: “Dahulu ada dua wanita bersama kedua anaknya. Seekor serigala datang dan memangsa salah satu dari kedua anak tersebut. Wanita pertama mengatakan; ‘Serigala itu memangsa anakmu’. Wanita kedua mengatakan; ‘Justeru serigala itu memangsa anakmu, bukan anakku.’ Kedua wanita itu terus mengadukan perkaranya kepada Nabi Dawud dan beliau memutuskan bahwa bayi yang masih adalah milik wanita yang tua. Kemudian keduanya menemui Nabi Sulaiman dan menceritakan kisahnya.
Nabi Sulaiman mengatakan; ‘beri aku pisau, bayi ini akan kubelah menjadi dua, satu untukmu dan satu untukmu! ‘ Wanita yang muda berkata; ‘jangan kau lakukan, kiranya Allah merahmatimu, bayi ini miliknya.’ Maka Nabi Sulaiman memberikan bayi itu kepada wanita yang muda.”
Nah, di akhir redaksi hadits Raaulullah itu, Abu Hurairah mengatakan; ‘Demi Allah, saya tak pernah mendengar istilah pisau sama sekali selain hari itu, sebab istilah yang sering kami pakai adalah ‘golok’.’ Hal ini menunjukkan bahwa pisau belum banyak dikenal dan digunakan oleh ummat islam di jaman Rasulullah Saw.
Nabi Muhammad Saw juga orang pertama yang mengenalkan perkakas pisau kepada ummat Islam di jaman itu. Beliau menggunakan jenis perkakas itu untuk menyantap daging. Keterangan ini diperoleh dari catatan tambahan hadits Rasulullah Saw.
عن جعفر بن عمرو بن أمية،عن أبيه قال: رأيت النبي ﷺ يأكل من كتف يحتز منها، ثم دعي إلى الصلاة فصلى ولم يتوضأ.
Dari Ja’far b. Amru b. Umayyah dari ayahnya yang berkata: Aku melihat Rasulullah Saw memakan dari araj punggung. Lalu terdengar panggilan shalat maka bergegas beliau shalat tanpa berwudu lagi.
أخبرنا شعيب، عن الزهري، وزاد: فألقى السكين.
Syuaib mengabarkan dari riwayat al-Zhuhri dengan keyerangan tambahan: “lalu Rasulullah menaruh pisau”.
Ahmad Amin dalam kitab Fajr al-Islam juga mengutip salah satu kisah dari Abu Hurairah. Pada waktu baru saja selesai perang Khaibar. Rasulullah diperhatikan Abu Hurairah sedang mencari-cari sesuatu (yaitu pisau milik beliau). Kemudian Nabi berkata: Apa kamu menemukan pisauku?
Abu Hurairah saat ditanya malah tolah-toleh ke kanan-kirinya sebab tidak paham apa yang dimaksudkan “pisau” oleh Rasulullah. Beliau sempat 3 kali mengulang pertanyaannya itu kepada abu Hurairah. Kemudian Abu Hurairah berkata: apakah yang engkau maksudkan “golok” (al-madiyyah) ini?” dengan menyerahkannya kepada Rasulullah. Beliau lalu mengambil perlakas itu.
“Demi Allah, sebelumnya aku belum pernah mendengar istilah “sikkin” (pisau) kecuali semenjak hari itu karena aku hanya tahu istilah “madiyyah” (golok)!” Kata Abu Hurairah.
Hanya saja ummat Islam tidak banyak mengetahui keberadaan pisau Rasulullah itu. Mereka lebih mengenal pedang-pedang atau golok-golok yang pernah dimiliki beliau. Padahal dengan mengetahui pisau yang dimiliki Rasulullah sangat berarti untuk memahami budaya peperangan dalam sejarah masa lalu Islam. Selain itu dengan penggunaan pisau sebagai alat perkakas oleh Nabi akan dapat tergali aspek kesehatan dan estetika kuliner ala Rasulullah Saw.
Bagindo Yakub.