Opini

Refeleksi Kosmologi Manusia Di Pusaran Covid-19 : Perspektif Mulla Shadra

×

Refeleksi Kosmologi Manusia Di Pusaran Covid-19 : Perspektif Mulla Shadra

Sebarkan artikel ini
Penulis : Ikky Z

OPINI – Wabah Covid-19 kian hari kian bertambah, terkhusus di Indonesia, dan hal ini sangat
mempengaruhi dimensi kehidupan manusia mulai dari sector politik, ekonomi, bahkan sampai
kepada humanisme.

Ada yang memanfaatkan momentum ini untuk mengkapitalisasi perekonomian, namun ada pula yang memanfaatkan momentum ini untuk kembali ke asas-asas kehidupan dengan menghidupkan kembali dimensi humanisme( kemanusiaan), dan muncul pertanyaan konsepsi apa yang kemudian kita jadikan sebagai instrument untuk memahami kosmologi manusia itu sendiri?.

Click Here

Berbica soal kosmologi mungkin hal yang tidak asing lagi di kalangan kita terkhusus kaum mahasiswa dan akademisi. Mulai dengan konstruksi hasil pemikiran barat maupun timur, yang dimana kosmologi kerap kali kita maknai sebagai ilmu yang membahas bagaimana asal-usul keberadaan bumi ini, dan akan akan kita kaitkan juga dengan hal-hal yang terkandung dalam kosmologi kehidupan manusia.

Tokoh yang coba saya konstruksi hasil pemikirannya adalah Mulla Shadra dengan berbagai informasi mulai dari sumber E-jurnal, serta hasil konstruksi dari kegiatan kajian. Mulla Shadra adalah seorang filsuf islam yang lahir di Shiraz tahun 980H/1572 M dan wafat pada 1050H/1640 M.

Dia merupakan filosof pertama yang membawa susunan dan keserasian lengkap ke dalam pembahasan-pembahasan filsasat, terutama soal kosmologi manusia yang akan saya ceritrakan pada tulisan ini, dan konon katanya teori mulla Shadran datang sebagai penengah antara perdebatan kosmologi Ibnu Rusyd Dan Al -Ghazali.

Dalam teori kosmologi Mulla Shadra, dijelaskan bahwa sebenarnya kosmologi manusia dibagi menjadi 3 alam, yaitu Alam Jabarut, Alam Mitsaliyah dan Alam Barzakh. Pertama , alam jabarut, dalam perspektif kosmologi manusia Mulla Shadra, alam jabarut ini adalah alam yang kerap kali di kaitkan dengan hal yang bersifat material atau fisik, biasanya kehadiran kita dibumi ini dengan melihat instrument-instrumen yang ada pada diri manusia, sebenarnya kita masuk kealam jabarut yaitu alam yang dapat diindrai secara konkrit dan rill( jasmani) dan bagi kaum
ekstensialisme alam inilah yang paling fundamental.

Kedua, Alam Mitsaliyah, berbicara kosmologi manusia,mungkin kita sepakat bahwa Keberadaan manusia tidak hanya yang Nampak saja( Jabarut) tetapi yang tidak Nampak punmerupakan salah satu dimensi dari kosmologi manusia atau yang biasa kita sebut dengan rohani, kalau katanya Mulla Sadra inilah yang disebut Alam Mitsaliayah. Jazad atau fisik tidak akan mungkin bisa berfungsi jika alam Mitsaliyah ini tidak ada, sebab alam inilah yang menggerakan
alam Jabarut, dan bagi kaum esensialisme alam mitsaliyah inilah yang bisa membawa manusia
ketingkat trasendental.

Dan yang terakhir atau ketiga adalah Alam Barzakh, salah satu terobosan yang luar biasa
dari teori Mulla Shadra dalam konsep kosmologi manusianya adalah dia hadir untuk
mensintesesikan antara pertentangan dua konsep yang secara paradox terlihat berkontradiksi
yaitu alam jasmani (Jabarut) dan alam rohani ( Mitzaliyah), dengan menghadirkan teori alam
barzakh yang dia biasa artikan sebagai alam perantara.

Teori ini bermula ketika perdebatan secara sinkronik antara pemikiran Ibnu Rusyd dan Al ghazali. Dimana ibnu Rusyd mengatakan bahwa yang akan di siksa di akhirat adalah alam rohani, tapi Al Ghazali mengatakan bahwa yang
disiksa itu alam fisik/jasmani sebab dia yang melakukan perbuatan. Sehingga Mulla Shadra, mengibaratkan bahwa sebenarnya Fisik dan rohani adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Mulla Shadra memberikan analogi seperti mimpi, ketika kita memimpikan seseorang, secara fisik dan jasmani seseorang itu Nampak dan bisa kita lihat tetapi tidak bisa kita sentuh secara materi, sebab dia adalah rohani yang tidak bisa disentuh.

Dengan kata lain jasmani yang kita lihat itu sebenarnya bersifat rohani atau rohani yang terlihat secara jasmani. Jadi begitu analogi yang diberikan Mulla Shadra dengan mempertegas bahwa alam fisik(jabarut) dan alam rohani( Mitzaliyah) bisa bersatu dalam alam perantara( Barzakh).

Semoga dengan adanya tulisan ini yang berisi pangdangan dari Mulla Shadra bisa memberikan of control bagi nilai humanisme kita ,terkhusus di Pandemi Covid-19, sebab unsur-unsur seperti ini kadangk terlupakan padahal dasar dan asas kehidupan kita berasala dari dimensi dan alam demikian, sekiranya nillai humanism kita bisa tetap konsisten di jalur yang normal.

Penulis : Ikky Z (Awardee Bidik Misi, UIN Alauddin)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d