
OPINI, SEKILASINDO.COM – Pilkada Muna akan dihelat pada 2020 mendatang. Tapi hari-hari ini perbincangan jelang hajatan demokrasi di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara riuh di jagat maya. Bukan saja didunia maya tapi didunia nyata kian ramai didiskusikan.
Suasana yang hangat diperbincangkan saat ini adalah “Acara Silaturahim dan Buka Puasa Bersama Bupati Muna Barat, Rajiun Tumada” di sejumlah tempat di Kabupaten Muna. Lalu, sebagian kalangan menyimpulkan kegiatan Rajiun Tumada tersebut dikaitkan dengan safari politik untuk tujuan politik pada 2020 nanti.
Benar atau tidak kesimpulan itu akan diketahui saat tahapan Pilkada Muna dimulai. Kalau benar Rajiun ikut kontestasi pada Pilkada Muna adalah hal wajar bagi seorang politisi. Apalagi Pilkada Muna ini seperti magnet yang mengundang rasa penasaran bagi politisi.
Kabupaten Muna kerap disebut Pulau Politik. ‘Kalau mau belajar politik silahkan datang di Muna’. Adagium itu seolah memberikan isyarat bahwa Pilkada Muna sarat gengsi dan panggung legitimasi sebagai politisi sejati.
Hal itulah kira-kira hajatan demokrasi di Muna punya daya tarik, sehingga para politisi merasa tertantang untuk terlibat dalam pemilihan orang nomor satu di pulau politik tersebut.
Figur lain yang tengah diperbincangkan sekarang ialah kembali tampilnya dr. Baharudin pada Pilkada Muna. Selain itu ada nama lain seperti Syarifuddin Udu yang akan ikut bertarung dalam Pilkada Muna. Tentu Bupati Muna, Rusman Emba sebagai petahana memiliki potensi untuk memenangkan pertarungan nanti.
Ke empat figur itu adalah sosok yang punya kapasitas dan kepiawaian dalam urusan kalkulasi politik. Jika kemudian mereka ini benar resmi bertanding dan bertarung pada Pilkada Muna, maka mereka mempunyai satu tantangan yang sama yakni merebut suara rakyat sebanyak-banyaknya. Siapa yang berhasil merebut simpati rakyat maka itulah pemenangnya.
Pada akhirnya rakyatlah yang menentukan keberhasilan untuk memperoleh amanah dalam menata pemerintahan di Muna demi terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Penulis: Jurnalis Senior Kabupaten Muna Barat, La Ode Biku.