NUSA TENGGARA BARAT, SEKILASINDO. COM-Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Ngada dari Partai PDI Perjuangan nomor urut 2 daerah pemilihan Golewa Raya Marianus Kila mengajukan wacana tentang pembangunan stadion sepak bola dengan standar nasional dan internasional di salah satu kecamatan di Golewa Raya, Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pembangunan stadion sepak bola itu bertujuan untuk membangun fasilitas dengan kualitas tertentu bagi pengembangan sepak bola di tanah Ngada.
“Impian tentang memiliki stadion sepak bola megah di Golewa harus bisa menjadi kenyataan. Tidak ada yang tidak mungkin. Kita memiliki semua hal untuk bisa merealisasikannya,” kata Marianus Kila kepada wartawan, Rabu (6/02) di Mataloko, Ngada.
Menurut Marianus, bakat alam bermain sepak bola anak-anak Ngada pada umumnya dan Golewa pada khususnya harus dikembangkan dengan cara yang benar. Salah satunya dengan membangun fasilitas yang tidak asal-asalan.
Marianus yang memang dikenal sebagai salah satu praktisi sepak bola anak-anak Ngada Diaspora di Jabodetabek mengatakan, pengembangan sepak bola perlu memperhatikan 3 (tiga) yaitu bakat alam, pengembangan yang berkelanjutan dengan sarana dan prasarana yang mumpuni, serta manajemen tim sepak bola secara profesional.
Pembangunan stadion bola dengan fasilitas yang setara dengan stadion-stadion megah seperti yang ada di Eropa adalah keharusan. Stadion yang megah akan mewadahi bakat alam, melengkapi pengembangan berkelanjutan, dan tentu saja menjadi syarat utama bagi manajemen tim sepak bola profesional.
Terkait dengan dana pembangunan yang tentu saja menelan belanja modal yang besar, Marianus mengatakan bahwa uang tidak boleh menjadi hambatan bagi realisasi pembangunan yang digerakan oleh semangat bersama.
“Jujur saja, kita tidak bisa membangun stadion tanpa uang. Namun, ide saya jelas: pembangunan stadion tidak boleh menjadi belanja konsumtif. Kita bisa berinvestasi dengan membangun stadion itu. Tentu saja, beberapa model pendanaan bisa kita pakai,” ujar Marianus.
Marianus menawarkan berbagai pendanaan alternatif untuk pembangunan stadion yang bisa saja terdiri dari kombinasi antara dana APBD dan kerja sama dengan swasta (private public partnership/PPP). Model pendanaan lain adalah kerja sama dengan sponsor tertentu melalui kontrak dengan durasi waktu tertentu ataupun dengan sistem bagi hasil.
“Uang tidak boleh menjadi masalah. Negara-negara Amerika Latin dengan kondisi ekonomi mirip seperti kita bisa membangun stadion dan sport center di daerah-daerahnya. Kita undang investor strategis. Atau, bisa saja kita menerbitkan obligasi daerah dengan valuasi yang jelas mempertimbangkan investasi di sepak bola daerah kita,” jelas Marianus.
Selain itu, imbuh Marianus, kita bisa juga meminta berbagai dana CSR dari perusahaan-perusahaan untuk membantu kita membangun stadion. Tentu saja, hal ini adanya pemimpin dan wakil rakyat di Ngada yang mempunyai jaringan pendanaan strategis yang luas.
Marianus optimitis, rencana pembangun stadion sepak bola megah di Golewa tidak hanya menjadi mimpi semata. Marianus telah membangun berbagai jaringan dengan semangat yang sama dalam pengembangan sepak bola untuk membawa mimpi ini menjadi kenyataan. “Supaya, pada gilirannya nanti kita melihat nama anak-anak kita di jersey timnas Indonesia ataupun kostum Barcelona dan Arsenal. Tidak ada yang tidak mungkin”. (red)