GOWA, SEKILASINDO.COM– Para petani yang ada di tiga Kecamatan di Kabupaten Gowa terancam gagal panen. Lantaran adanya saluran air yang ditutup oleh aliran sungai Jeneberang
Sehingga, air tidak bisa mengalir sawah para petani. Akibatnya, lahan persawahan petani tersebut mengalami kekeringan. Tiga diantaranya kecamatan Pallangga, Bajeng dan Bontonompo
Hasil dari pantauan di lapangan, ribuan hektar tanaman padi baru saja ditanam, mengalami kekeringan. Tanahnya terlihat pecah-pecah karena kekurangan air, kini para petani hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut.
Dan berharap Pemerintah Provinsi khususnya Balai Besar Wilayah Pompengan Sungai Jeneberang bisa segera turun tangan untuk mengatasi persoalan ini.
Salah satu petani, asal desa Panakkukang, Juwadi, mengakui sejak dua bulan, memang sudah tidak ada air yang mengalir ke sawahnya.
“Jika kondisi ini terus terjadi, bukan tidak mungkin padi yang baru berumur beberapa minggu akan mengalami gagal panen. Karena para petani kebingungan mau mencari air kemana,” keluhnya. Selasa (18/9)
Biasanya kami menggunakan diesel pompanisasi, tapi ini tidak ada air sama sekali, jadi pasrah saja.
“Saya berharap kepada pemerintah bisa turun tangan untuk menyelesaikan persoalan air ini dan memberikan solusi. Jika terlalu lama, padi akan segera mati,” paparnya.
Kepala UPTD Pengairan Kabupaten Gowa, Ramli Lallo yang dikonfirmasi mengatakan pada bulan April yang lalu, sudah mengadakan rapat komisi jaringan.
“Yang didalamnya dibahas, bahwa sampai bulan September ini, pihak Balai Besar Pompengan akan menjamin, tidak akan ada kekeringan yang dialami para petani,” janjinya.
Tapi ternyata, saat ini kondisi pembuktian di lapangan mengalami kekeringan dan bahkan terancam, petani gagal panen.
“Dalam waktu dekat ini, kami akan adakan rapat untuk membahas agenda yang diprioritaskan oleh para petani, terutama kondisi kekeringan yang melanda sekarang ini dan masalah pembukaan jaringan irigasi,” kuncinya. (Shanty)