Daerah

Tumpukan Material di Lokasi Proyek Irigasi Cibinuangeun Dipertanyakan

×

Tumpukan Material di Lokasi Proyek Irigasi Cibinuangeun Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini

LEBAK, SEKILASINDO. COM-Sejumlah pihak mempertanyakan material yang menumpuk di lokasi proyek rehab irigasi Cibinuangeun, tepatnya di Kampung Kadugawir, Desa Bolang, Kecamatan Malingping, Lebak.

Pasalnya, proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banten senilai Rp 15 milyar lebih ini sedang tahap sosialisasi.

Click Here

Hal itu mengemuka dalam acara sosialisasi kegiatan kontruksi rehabilitasi jaringan irigasi Cibinuangeun, yang digelar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, di Kantor Desa Cipeucang, Kecamatan Wanasalam, Lebak, Kamis (13/06/2019).

“Kita sebagai yang mempunyai wilayah ingin juga terlibat dalam kegiatan pembangunan ini, tapi sekarang saja untuk material ternyata sudah menumpuk di lokasi proyek,” ujar Usup, Kepala Desa Sumberwaras.

Dia juga mempertanyakan mengenai bagaimana tahapannya jika masyarakat ingin terlibat dalam pengadaan proyek tersebut.

“Tahapannya seperti apa, agar kami sebagai kepala desa juga bisa menjelaskan kepada masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Robet, selaku Pelaksana Teknis Pada DPUPR Banten, saat hendak ditanya wartawan malah langsung meninggalkan tempat sosialisasi.

Sekedar diketahui, bahwa Irigasi Cibinuangeun tahun ini mendapat rehabilitasi dengan anggaran senilai Rp 15 milyar lebih. Kegiatan ini ditenggat waktu selama 200 hari kerja, dengan kontraktor pelaksananya dari PT Mahkota Ujung Kulon.

Dengan adanya pembangunan ini sebagian warga petani yang tidak menghadiri agenda tersebut merasa kecewa karena sebagian lahan mereka tidak akan terairi dengan program tersebut.

Lahan pesawahan di Kecamatan Malingping meliputi sawah di desa Rahong blok gelam, panyeuhayan, tebasan, beyeh dan sekitarnya yang luasnya kurang lebih 440 ha tidak akan terairi juga terletak di desa Malingping Selatan dan desa Sukamanah.

Menurut H.Agus, seharusnya pola program ini, dari awal di koordinasikan dengan pihak petani. Namun seolah-olah kegiatan ini di paksakan.

“Kemauan masyarakat petani Kecamatan Malingping seharusnya yang di bangun adalah bendungan Cilangkahan dua, sebab Cilangkahan dua, sejak di bangun pada tahun 1981 belum pernah ada sosialisasinya. Pastinya kami merasa kecewa,” Pungkasnya
( Ui )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *