Bangka Selatan, Sekilas Indonesia – Dari Desa Panca Tunggal, Kecamatan Pulau Besar, lahir gerakan hijau yang menginspirasi. Di baliknya ada Anjaseno, Ketua Kelompok Tani Tunas Harapan, yang sukses menyulap pekarangan warga menjadi kebun produktif dan mandiri.
Berawal dari lahan sempit di halaman rumah, Anjaseno mengajak warga menanam sayuran dan tanaman hortikultura. Hasilnya bukan cuma menghijaukan lingkungan, tapi juga membantu ekonomi keluarga.
“Alangkah baiknya kalau pekarangan yang sempit bisa kita manfaatkan. Sangat membantu ekonomi keluarga,” kata Anjaseno saat ditemui di kebunnya, Kamis (31/10).
Bagi Anjaseno, menanam bukan sekadar urusan dapur, tapi juga cara memperkuat ketahanan pangan keluarga.
“Mulai saja dari yang kecil. Tanam cabai, terong, timun, kacang panjang, atau kangkung. Kalau sudah mulai, nanti muncul rasa senang, apalagi limbah dapur bisa dijadikan pupuk,” ujarnya sambil tersenyum.
Gerakan kecil itu kini menjalar ke rumah-rumah warga. Lingkungan yang dulu gersang kini hijau dan asri. Selain mempercantik desa, hasil kebun juga menekan pengeluaran rumah tangga.
“Kalau kita punya sayur dan cabai sendiri, otomatis uang belanja bisa disimpan. Dari hal kecil itu, ekonomi keluarga meningkat,” ucapnya.
Langkah Anjaseno juga sejalan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap hasil kebun warga bisa menyuplai bahan segar untuk dapur umum.
“Kami ingin hasil kebun ini bisa disalurkan ke dapur umum. Petani kecil ikut berperan dalam program makan siang gratis Presiden,” katanya.
Bersama pemerintah desa dan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Bangka Selatan, Anjaseno juga menggagas Lomba Pekarangan Pangan (P2B) guna mendorong warga lebih semangat menanam.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Luhung Amin Firdaus, mengapresiasi langkah tersebut. “Inisiatif Pak Anjaseno ini bagus sekali.
Selain memenuhi kebutuhan sayur-mayur, juga bisa mendukung program makan bergizi gratis dan penanganan stunting,” ujarnya.
Menurut Luhung, jika gerakan ini dilakukan secara masif, Bangka Selatan bisa menjadi contoh daerah dengan ketahanan pangan berbasis masyarakat.
“Kalau masyarakat terbiasa menanam, mereka tidak hanya hemat, tapi juga sehat,” tutup Anjaseno.
(Budi)











