Sekilasindonesia.id, || CILEGON – Program Makan Bergizi (MBG) dari pemerintah kembali mendapat respons positif dari sekolah-sekolah di Kota Cilegon. Salah satunya datang dari SDN 02 Kota Cilegon, yang mengakui bahwa program ini sangat membantu dalam mendukung proses pembelajaran siswa.
Kepala SDN 02 Kota Cilegon, Enung Juwariyah, M.Pd, menyampaikan bahwa MBG membawa dampak signifikan bagi para peserta didik.
Program MBG sangat bermanfaat, terutama bagi siswa kami SDN 02 Kota Cilegon sedang berlangsung ini.
“Mereka bisa menikmati makan bergizi secara gratis, yang tentunya berpengaruh besar terhadap energi dan konsentrasi mereka saat belajar dari pagi hingga siang hari,” ungkapnya.
Enung mengakui bahwa sempat terjadi kendala teknis pada hari-hari awal pelaksanaan program, terutama terkait distribusi makanan untuk siswa kelas tinggi yang mendapat porsi lebih besar.
“Hari pertama dan kedua sempat ada keterlambatan pengiriman, namun setelah itu, alhamdulillah, distribusi berjalan lancar dan tidak mengganggu proses belajar-mengajar,” tambahnya.
Mengenai waktu pelaksanaan, Enung menyebutkan bahwa kegiatan makan bersama dilakukan saat jam istirahat dan tidak menyita waktu belajar.
Namun demikian, diperlukan sedikit waktu tambahan untuk proses distribusi, makan, serta pengembalian box makanan.
Soal menu, ia menilai bahwa secara umum sudah memenuhi standar empat sehat, dan mulai memenuhi unsur lima sempurna, terutama sejak ada tambahan susu kotak.
Menu sudah bervariasi dan bergizi, hanya saja di awal sempat ada catatan kecil terkait porsi buah yang kurang proporsional.
“Tapi secara keseluruhan, kami bersyukur dan mengapresiasi program ini,” jelas Enung.
Senada dengan kepala sekolah, Denny Cahya, S.Pd, guru di SDN 02 Kota Cilegon, juga menyampaikan beberapa catatan teknis terkait pelaksanaan MBG. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pendistribusian makanan yang sempat terkendala armada logistik.
SD itu berbeda dengan SMP, karena siswa pulang lebih awal. Jadi sangat penting makanan tiba sebelum pukul 12.00.
“Kami berharap jumlah armada logistik bisa ditambah agar distribusi lebih tepat waktu di seluruh sekolah,” ujar Denny.
Ia juga menyampaikan harapan agar instansi terkait seperti jajaran Kodim dapat membantu proses logistik di lapangan.
“Kami apresiasi kunjungan Kodim ke sekolah. Kami berharap ada dukungan nyata juga, misalnya dengan penambahan armada agar makanan bisa sampai di sekolah-sekolah sebelum jam belajar berakhir,” tambahnya.
Anak-anak lebih suka telur utuh, misalnya diceplok atau direbus. Saat ini telurnya masih berbentuk telur orak-arik, dan beberapa siswa kurang menyukainya.
“Ini jadi catatan kecil yang bisa disesuaikan tanpa mengurangi kandungan gizinya.” ungkapnya menutup wawancara.
Bagindo Yakub.