Sekilas Indonesia, Maros, Sulsel-Di tengah maraknya tren anak muda mengibarkan bendera bajak laut “Straw Hat” dari anime One Piece jelang perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, seorang tukang becak di sudut Kota Kabupaten Maros justru menunjukkan bentuk cinta tanah air yang tulus dan mengharukan.
Namanya Dg. Sakka (58), tukang becak yang sudah puluhan tahun mengayuh roda demi roda demi menghidupi keluarganya. Tidak seperti sebagian kalangan yang tengah ramai mengikuti tren bendera One Piece sebagai simbol “kebebasan” dan perlawanan, Dg. Sakka memilih menancapkan sehelai bendera Merah Putih kecil di belakang becaknya.
“Kalau buat saya, ini bendera sakral. Saya ndag tau bendera apa itu kita bilang, Bendera Merah Putih ini bukan cuma kain, tapi nyawa para pejuang dulu,” ucap Pak Dg.Sakka sambil mengusap peluh, Rabu (6/8/2025).
Meski becaknya tua, warnanya pudar, dan rodanya kadang berderit, Sang Saka Merah Putih yang ia pasang tetap berkibar gagah. Tak ada sorotan kamera, tapi semangat nasionalismenya berbicara lebih lantang dari tren manapun.
Dg. Sakka, kemerdekaan bukan hanya seremoni atau sekadar simbol populer di media sosial. Ia menganggapnya sebagai warisan yang harus dihargai, dijaga, dan dihidupi dalam tindakan nyata sekecil apapun. Dan baginya, memasang bendera Merah Putih di becaknya adalah bentuk paling jujur dari cinta itu.