Oleh: Imran, S.Pd, M.Pd – Penggiat Pendidikan & Pemerhati Kebijakan
TAKALAR-Seratus hari pertama pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Takalar, Ir. H. Mohammad Firdaus, MM (Daeng Manye) dan Dr. H. Hengky Yasin, S.Sos, MM, menjadi titik awal yang penting dalam membangun arah baru sektor pendidikan daerah.
Dalam dunia yang terus bergerak cepat oleh arus globalisasi dan kemajuan teknologi, Takalar tak tinggal diam. Daerah ini menunjukkan komitmen progresif dengan menjadikan transformasi digital dan pemerataan akses pendidikan sebagai dua pilar utama pembangunan pendidikan.
Salah satu langkah signifikan yang patut diapresiasi adalah dorongan kuat Bupati Daeng Manye dalam mempercepat digitalisasi pendidikan. Ini bukan sekadar jargon atau seremoni semata, melainkan diwujudkan dalam bentuk kolaborasi nyata termasuk dengan perguruan tinggi dan perusahaan telekomunikasi nasional seperti Telkomsel.
Salah satu hasil kolaborasi ini adalah implementasi Skul.id, platform digital pendidikan yang dikembangkan PT Kuncie Pintar Nusantara (anak usaha Telkomsel). Skul.id dirancang sebagai solusi terpadu bagi proses belajar-mengajar, administrasi sekolah, hingga keterlibatan orang tua dan manajemen. Program ini telah dijalankan melalui pilot project di Takalar, melibatkan 3 TK/PAUD, 3 SD, dan 4 SMP.
Meski masih dalam tahap awal dan diwarnai sejumlah tantangan teknis, langkah Pemkab Takalar untuk turun langsung memantau pelaksanaan patut diapresiasi. Bupati tidak hanya menunggu laporan di atas meja, tetapi hadir di lapangan sebuah pendekatan kepemimpinan yang memastikan kebijakan berjalan dan berdampak nyata.
Sekolah Rakyat: Peluang Anak Miskin Menjadi Anak Didik yang Mandiri
Selain digitalisasi, pencapaian besar lainnya adalah keberhasilan Takalar menjadi salah satu pelaksana Program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif nasional untuk menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Program ini jauh melampaui konsep sekolah konvensional. Dirancang sebagai sekolah berasrama, Sekolah Rakyat menyediakan fasilitas lengkap: ruang kelas modern, tempat ibadah, fasilitas olahraga, asrama guru dan siswa, kantin, hingga layanan kesehatan. Ini bukan hanya tempat belajar, tapi juga ruang tumbuh yang utuh, menanamkan nilai-nilai karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan kemandirian.
Dari Fasilitas Menuju Ekosistem Pendidikan yang Holistik
Harapan kita, capaian-capaian selama 100 hari ini menjadi fondasi kuat untuk ekosistem pendidikan yang berkelanjutan di Takalar. Transformasi pendidikan bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi juga soal menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik baik dari sisi akademik, karakter, maupun kecakapan digital.
Peran guru menjadi semakin strategis. Di era digital, pendidik dituntut tak hanya mengajar, tetapi juga menjadi inovator, fasilitator, dan inspirator. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten khususnya Dinas Pendidikan diharapkan memberi ruang lebih luas bagi pengembangan kapasitas guru: pelatihan berkelanjutan, penyediaan fasilitas digital, serta ruang inovasi bagi metode pembelajaran yang relevan.
Dukungan terhadap pendidik akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan. Dengan guru yang melek teknologi, berpikiran maju, dan memiliki semangat kolaboratif, kita akan melahirkan generasi Takalar yang tangguh, cerdas, dan berkarakter.
Penutup: Pendidikan adalah Proyek Bersama
Transformasi pendidikan bukan pekerjaan satu pihak. Ini adalah kerja kolektif, kerja kolaboratif—antara pemerintah, pendidik, orang tua, masyarakat, dan dunia usaha. Dengan sinergi, visi besar Takalar untuk menjadi daerah unggul dalam teknologi dan pendidikan inklusif akan lebih mudah diwujudkan.
Sebagai penutup, saya mengajak seluruh tenaga pendidik di Kabupaten Takalar untuk terus mendukung dan berkontribusi aktif dalam misi ini. Mari kita bersatu, terus belajar, dan berinovasi demi masa depan Takalar yang lebih baik Takalar yang cerdas, inklusif, dan siap menghadapi tantangan zaman.(*)