BELITUNG TIMUR – Fakta mengejutkan mulai terkuak di balik insiden pengeroyokan tiga wartawan saat meliput undangan Kepala KPHP Gunung Durin di Desa Mengkubang, Kecamatan Damar, pada 17 Juni 2025 lalu.
Peristiwa yang melibatkan delapan pelaku itu diduga bukan sekadar tindak kekerasan spontan, melainkan skenario terencana untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan perizinan PT Vaname Inti Persada (VIP).
Sumber terpercaya berinisial H kepada babelterkini.com mengungkapkan adanya aktor intelektual yang mengatur insiden ini.
“Kasus pengeroyokan ini sudah direkayasa. Tujuannya jelas agar sorotan wartawan beralih dari legalitas izin PT VIP ke kasus pidana biasa,” tegasnya, Senin (11/8/2025).
Kasus ini kini berada di meja Kejaksaan Negeri Belitung Timur. Penyidikan tidak hanya menyasar pelaku pengeroyokan, tetapi juga proses terbitnya Surat Keterangan Tanah (SKT) yang menjadi dasar proyek penangkaran udang vaname PT VIP. Dugaan kuat, SKT tersebut lahir dari instruksi pihak tertentu kepada pemerintah Desa Mengkubang.
“Kepala desa justru korban. Ia hanya menjalankan perintah dari atasannya,” ungkap H.
H mendesak Kejari Beltim mengurai benang kusut kasus ini secara menyeluruh mulai dari SKT, perizinan usaha, hingga siapa dalang di balik pengeroyokan wartawan. Ia juga menaruh simpati pada keluarga pelaku yang sebagian disebut tidak mengetahui motif sebenarnya.
“Ada yang hanya ikut-ikutan, tanpa tahu mereka sedang dijadikan pion dalam permainan besar,” ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak terkait dalam upaya konfirmasi. (red)