BeritaDaerah

Viral Wisata Gunturan Hills di Cilegon, Tapi Di Baliknya Ada Konflik Warga Soal Retribusi dan Tiket

×

Viral Wisata Gunturan Hills di Cilegon, Tapi Di Baliknya Ada Konflik Warga Soal Retribusi dan Tiket

Sebarkan artikel ini

Sekilasindonesia.id, || CILEGON – Gunturan Hills, destinasi wisata alam yang tengah naik daun di Kota Cilegon, Banten, ternyata menyimpan persoalan pelik.

Di balik keindahan panorama dan viralnya spot ini di media sosial, konflik antarwarga mencuat terkait sistem retribusi dan pengelolaan akses masuk wisata.

Click Here

Terletak di antara Kelurahan Grogol dan Kelurahan Pabean, Gunturan Hills hanya bisa diakses melalui jalur cor di Lingkungan Cikeubel Atas, Grogol.

Jalan menanjak yang cukup ekstrem membuat warga setempat melarang kendaraan bermotor naik ke puncak, dengan alasan keselamatan.

Sebagai gantinya, pengunjung diminta memarkirkan kendaraan di bawah dan membayar retribusi sebesar Rp5.000 per motor.

Dua lembar tiket parkir diberikan — satu ditempel di motor, satu lagi dibawa naik sebagai bukti.

Namun, sistem ini justru menimbulkan kebingungan, banyak pengunjung tidak mengetahui bahwa tiket harus diserahkan di atas.

Akibatnya, warga dari Kelurahan Pabean yang menjaga area puncak mengaku dirugikan karena tidak bisa mencatat data kunjungan maupun mendapatkan bagian retribusi sesuai kesepakatan.

“Saya hanya dapat capeknya, banyak pengunjung meninggalkan sampah, padahal sudah ada imbauan jaga kebersihan, saat saya minta tiket parkir, banyak yang tidak bawa.

Padahal pembagiannya sudah disepakati,” ujar Misnan (23), warga Pabean, Minggu (20/7/2025).

Sementara itu, pengunjung pun mengeluhkan minimnya informasi soal sistem tiket tersebut.

“Petugas parkir bilang, tiket yang satu bawa aja, nanti di atas kalau ada yang tanya kasihkan, tapi kalau nggak ada yang tanya ya bawa turun lagi,” kata salah satu pengunjung.

Lain halnya dengan salah satu pengunjung lain yang mengaku tidak mendapatkan penjelasan sama sekali.

“Saya nggak dibilangin apa-apa. Cuma saya tanya kenapa motor nggak boleh naik, mereka jawab karena alasan keselamatan,” ungkapnya.

Masalah ini memperuncing ketegangan antarwarga Grogol dan Pabean, warga Pabean merasa tidak dilibatkan secara adil dalam pengelolaan retribusi dan menyoroti kurangnya transparansi dari warga Linkungan Cikeubel.

Ditambah lagi, belum adanya akses jalan alternatif dari Pabean menuju Gunturan Hills membuat pengelolaan terpadu sulit dilakukan.

Warga pun berharap Pemerintah Kota Cilegon segera turun tangan.

Harus ada campur tangan Pemkot, jangan sampai wisata yang viral ini malah bikin warga bertikai.

“Sistemnya perlu ditata dan semua pihak harus dilibatkan secara adil,” ujar salah satu pengunjung yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kelurahan maupun Pemerintah Kota Cilegon terkait polemik ini.

Bagindo Yakub.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca