
JAKARTA-Pengusiran mitra dari Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yakni Direktur Utama Mind ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Orias Petrus Moedak oleh Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Nasir, menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk Forum Komunikasi Masyarakat (FKM) Flobamora, Jakarta.
“Anggota DPR RI ini seperti tidak punya cita rasa politik yang sehat. Ia layak bila dilaporkan kepada Dewan Kehormatan DPR RI,” ujar Martinus Laba Uung, Sekjen DPP FKM Flobamora, kamis (2/7/2020).
Sebelumnya, Insiden pengusiran terjadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6).
Nasir merasa Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Orias Petrus Moedak ini begitu bertele-tele menjelaskannya, dan membuat Nasir naik pitam. Orias sedikit memotong pembicaraan dengan menjawab akan menyampaikan datanya.
Hal yang dilakukan Nasir, lanjut Martin, dapat menjadi dugaan pelanggaran kode etik apabila diadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Ia juga melempar kritik terhadap sikap pimpinan Komisi VII.
“Jalannya persidangan juga terlihat sengaja dimanipulasi. Mestinya, jika terjadi kondisi seperti itu selaku pimpinan sidang bisa ambil alih. Tetapi nyatanya memang pimpinan sidang juga kader partai yang sama,” tutur Martin lagi.
Apa yang dari awal diharapkan oleh FKM Flobamora, sebenarnya telah terealisasi. Mereka yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat untuk Indonesia Adil dan Demokratis telah meminta agar Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menindaklanjuti sikap anggota dewan tersebut.
Di sisi lain, hal yang senada juga diampaikan Manager Riset dari Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Badi’ul Hadi. Menurutnya, fraksi yang merupakan perpanjangan tangan dari partai politik, harus dapat mengontrol anggota mereka yang duduk di parlemen. Menurutnya jangan sampai anggota dewan justru memperlihatkan arogansi ketika rapat dengan mitra mereka.
“Jangan kemudian mentang-mentang berada di parlemen memperlakukan mitra dengan sewenang-wenang,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, pada Kamis (2/7/2020).
Martin berharap, Muhammad Nasir dapat menyampaikan permohonan maaf terbuka dan menarik kata-kata kasarnya tersebut. Karena jika tidak, lanjutnya, hal ini dapat membiaskan fakta berbahaya bahwa sekelas anggota DPR-pun punya celoteh yang kasar seperti orang yang tidak berpendidikan.
“FKM Flobamora mengecam keras pernyataan Anggota DPR RI Muhamad Nasir atas pernyataan kepada Dirut Inalum. Kami meminta dilakukan permohonan maaf atas penggunaan kata-kata yang tidak santun seperti ‘kurang ajar’, ‘bukan saudara kamu’, dsb,” tutup Martin.
(red)