Daerah

Warga Kampung Polotot Utar Temukan Situs Arca Megalitikum Purba di Malingping

×

Warga Kampung Polotot Utar Temukan Situs Arca Megalitikum Purba di Malingping

Sebarkan artikel ini

LEBAK, SEKILASINDO.COM-Belum lama ini telah ditemukan bebatuan jenis relief arca yang diduga situs megalitikum purba oleh warga di Kampung Polotot Utara, Desa Sukaraja, Kecamatan Malingping.

Informasi menyebut, bebatuan jenis arca tersebut diperkirakan berumur 400 Sebelum Masehi (SM) yang ditemukan oleh Anda Juanda (47) warga setempat saat menggali sumur, baru-baru ini.

Click Here

“Batu ini berupa patung, saya dapati di kedalaman 10 meter saat menggali sumur, karena kemarau susah air. Batu pertama dengan tinggi 65 cm dan batu kedua 50 cm dan batu-batu kecil lainnya yang berserakan di sekitar patung ini di dasar sumur. Benda ini masih saya simpan,” ujar Anda Suhanda, Selasa (2/10).

Sementara itu, Tim peneliti Archeologi dari Yayasan Garda Muda Banten (Garmuba), Gufran Arrifai yang ada di lokasi kepada wartawan menutur, batu itu tampak sejenis karang, dengan pori-pori membesar.

Menurutnya, arca tersebut diduga jenis megalitikum yang sudah ada ratusan tahun sebelum masehi.

“Ketika kami angkat, ternyata massa jenis batu cukup berat, tidak selayaknya batu karang. Oleh karenanya, kami berkesimpulan bahwa batu itu adalah hasil pahatan karya manusia lebih lebih dua ribu tahun lalu. Satu tanda yang cukup kuat adalah pahatan pada mata. Oleh karenanya, asumsi sementara pori-pori itu disebabkan iritasi air tanah dalam jangka waktu panjang, dan ini mirip arca Sanghiang Dengdek yang di Gunung Karang Pandeglang,” kata Gufran.

Namun ditegasannya, keberadaan benda serupa patung tersebut harus dipisah dengan sejarah adanya fosil lainnya. Reliefnya itu diyakini bahwa hasil pahatan.

Tampak temuan arca yang diduga jenis megalitikum yang diperkirakan berusia 400 Tahun SM. Benda ini ditemukan warga Polotot Utara Desa Sukaaraja. Foto Selasa (2/10).

” Tapi hasil pahatan itu sederhana, menandakan terjadi pada era purba dengan peralatan dan seni pahat secara sederhana. Atau boleh jadi masyarakat saat itu tidak mengenal pahatan secara sempurna, sehingga bentuk serupa patung itu sederhana. Kalau ditelisik patung itu sejenis hewan atau boleh jadi ingin membentuk rupa manusia tapi tidak sempurna,” tambahnya.

Terkait penemuan tersebut, peneliti sejarah dari Bantenologi, Abah Yadi Ahyadi saat dihubungi mengemukakan. ” Memang benar, di daerah Banten selatan mulai Malingping, Cijaku, Cigemblong, Cijaku, Cihara hingga Sawarna banyak sekali peninggalan situs purba.

Kalau sejenis yang ditemukan di Polotot Malingping itu usianya diperkirakan sejak 400 sebelum masehi dan bisa pula itu sejaman dengan patung Ganesha yang di Pulau Panaitan,” papar Yadi.

**(Usep/Red)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d