TAKALAR, SEKILASINDO.COM – Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP-KIPI) dan Komda PP-KIPI Sulawesi Selatan telah mengeluarkan mengumumkan resmi hasil investigas dan analisis terhadap kematian MA (13), siswa SMPN 5 Takalar yang meninggal sepekan setelah diimunisasi campak.
Menurut keterangan laporan kajian yang dikirimkan oleh investigator Komda PP-KIPI Sulsel, Dr dr Martira maddeppungeng Sp.A(K) kepada Sekilas Indonesia.Com hari ini, Kmis (16/8/2018), dijelaskan bahwa Siswa MA meninggal karena demam berdarah disertai syok (Dengue Shock Syndrome) atau DSS.
“DSS disebabkan oleh infeksi virus dengue yang berat. Hal ini ditandai dengan demam tinggi yang bersifat mendadak, terdapat pendarahan spontan dari hidung pada hari kelima perjalanan penyakit, intake tidak terjamin (pasien kurang asupan cairan) dan terdapat sumber infeksi di lingkungan penderita yaitu dua orang yang menderita demam berdarah,” Kata Dr Martira Sesuai rilisnya.
Martira, menambahkan bahwa berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 2014 lalu, kasus yang menimpa MA (13) sama sekali tidak ada hubungan dengan imunisasi MR (koinsiden) yang sedang berjalan di Takalar.
“Saya berharap semua pihak bisa menerima hasil investigasi dari Komnas dan Komda PP-KIPI Sulsel. Kami juga tentu saja akan terus melaksanakan program imunisasi tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku,” kata Nilal.
Penulis : SR
Editor : Admin